Bagi yang berkecimpung dalam bidang penelitian atau pekerjaan bijih, kata - kata ini tidaklah asing. Paragenesa atau paragenesis menjadi bagian wajib untuk diperhatikan dan dipahami. Berikut ini penjelasan sedikit tentangnya yang diambil dari bahan skripsi Stephanie.
Paragenesa berasal dari bahasa Yunani, yaitu paragenesis yang memiliki arti terbentuk bersama. Paragenesa menggambarkan pembentukan beberapa mineral bijih dengan atau tanpa mineral gangue yang terbentuk pada waktu yang sama dan dalam kondisi setimbang. Kronologi pembentukan mineral disebut sebagai paragenetic sequence dan variasi pada distribusi spasial dari paragenesa disebut sebagai zoning.
Karakter fluida pembawa bijih berubah secara bertahap selama bergerak, perbedaan mineral terbentuk selama terjadi perbedaan channel. Oleh karena itu, pembelajaran tentang studi sayatan poles membantu dalam menyusun tahap pembentukan mineral. Perubahan kecil pun dalam temperatur, tekanan, atau komposisi kimia selama transportasi fluida dapat mengubah arah deposisi dan menyebabkan pembalikan atau pembatalan dalam proses. Hal ini dapat dilihat dalam tekstur mineral. Mikrotekstur dan mikrostruktur biasanya digunakan untuk menentukan urutan pembentukan mineral. Akan tetapi, untuk mengetahui paragenesa dari suatu lokasi penambangan tidak cukup hanya menggunakan beberapa conto saja, tetapi juga membutuhkan conto dari sayatan tipis dan poles yang diambil secara acak di seluruh lokasi deposit. Paragenesa akan menjadi benar jika fluida hidrotermal bergerak perlahan, dipengaruhi oleh temperatur serta tekanan. Solution mixing dan dilusi adalah hal normal pada lingkungan dalam dan dangkal.
Identifikasi dan karakteristik tekstur merupakan dua materi utama dari mikroskopi bijih untuk menentukan urutan pembentukan mineral terhadap waktu relatifnya (paragenesa) dan memperkirakan kondisi pembentukan dan penyeimbangannya (reequilibrum). Dalam menentukan paragenesa, sangat diperlukan pemahaman terhadap sayatan poles untuk mengidentifikasi fase, memperkirakan tekstur yang terbentuk, dan merunutkan waktu relatif pembentukannya. Interpretasi paragenesa membutuhkan persiapan conto bijih yang baik dan representatif, aplikasi dari data relevan fase kesetimbangan, dan integrasi dari seluruh data geologi dan mineralogi yang tersedia untuk deposit yang diuji.
Conto merupakan hal penting dalam studi paragenesa. Orientasi conto merupakan hal yang perlu diperhatikan, terutama untuk bijih yang memiliki bidang planar atau linear (graded bedding, sekumpulan mineral yang paralel terhadap dinding urat, urat yang saling potong memotong atau crosscutting mineralized). Conto polished thin section lebih efektif dalam pemahaman paragenesa karena dapat memberikan gambaran baik mineral bijih, maupun mineral transparan dalam satu conto sekaligus.
Dalam pengamatan mikroskopi, juga digunakan sifat dan hubungan antar butir mineral dalam menentukan paragenesa. Butir euhedral diterjemahkan terbentuk lebih awal dan pertumbuhannya tidak terganggu. Butir dengan bagian mencembung diterjemahkan terbentuk lebih awal dibandingkan yang mencekung. Akan tetapi, teori ini tidak dapat diterapkan secara umum langsung karena tidak dapat berlaku untuk beberapa hal dalam paragenesa, misal bentuk euhedral dapat juga menjadi indikasi pertumbuhan mineral terjadi dalam sistem open spaced filling pada daerah yang tidak terganggu.
Pada daerah terganggu, keberadaan mineral euhedral juga menjadi indikasi arah umum pertumbuhan mineral. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu seperti dalam reequilibrum metamorfik pada pirotit dalam endapan bijih Fe-Cu-Ni, pelepasan sulfur yang dilakukan mengakibatkan pembentukan kristal euhedral pirit. Dalam kasus ini, butir euhedral terbentuk di akhir. Terkadang, bukti morfologi pada kristal lebih membantu dalam paragenesa. Kondisi interpenetration pada mineral, ketidakadaan jejak kristal pertama, dan daerah penggantian dapat menyebabkan terhambatnya penentuan paragenesa dan mungkin dapat mengindikasikan kristalisasi simultan. Paragenesa sangat berkaitan dengan tekstur dalam identifikasinya.
Notes:
Perhatikan referensinya..
No comments:
Post a Comment