2011-03-21

Pasirtu Cimangkok

Nah, ini hasil ekskursi kemarin di daerah Sukabumi, pada 3 - 4 Januari 2011 lalu. Dalam ekskursi dilakukan kunjungan ke enam lokasi pengamatan.
Lokasi terdiri dari :
  • Tambang Pasirtu, Cimangkok
  • Tambang Zeolit, Cikembar
  • Tambang Batugamping, Cikembar
  • Tambang Kuarsa, Cimandak
  • Tambang Emas, Cigaru
  • Endapan Pasir Besi, Pantai Loji
Dalam kunjungan ini, semua tambang yang dilakukan adalah gabungan tambang rakyat dan tambang yang sedang dalam reklamasi. Berikut, deskripsi ringkas tentang perjalanan dan kondisi tempat, serta pengamatan yang dilakukan kemarin. :D
Kita mulai dari Pasirtu dulu,

Tambang Pasirtu, Cimangkok.
Secara geologi, daerah ini termasuk ke dalam satuan breksi dan lahar dari Gunung Gede. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa bentuk endapan adalah berlapis dengan layer berupa indikasi sequence pengendapan hasil aktivitas vulkanik Gunung Gede. Letusan Gunung Gede mengalir dari arah utara ke barat lalu terhalang oleh Bukit Kencana yang mengitari lokasi penambangan yang dikunjungi. Selain menunjukkan umur pengendapan, sequences yang ada menggambarkan perulangan lapisan pasir dari kasar ke halus secara bertahap. Tipe endapan adalah endapan sedimenter.
Endapan terbentuk dari hasil aktivitas Gunung Gede yang terbawa aliran air sungai. Pengaruh bentuk butir, berat jenis dan kondisi aliran air saat itu mengakibatkan sequences pengendapan yang terbentuk tampak tidak merata. Dari segi mineralogi, bentuk butir pasir hasil letusan gunung api ini menjadi kualitas baik untuk bangunan dibandingkan pasir pantai. Hasil letusan gunung api memiliki bentuk butir yang lebih angular sehingga interlock antar butir dengan campuran bahan bangunan lain menjadi lebih baik. Pada pasir pantai, bentuk butir lebih rounded karena pengaruh dari transportasi yang dialami pada jarak yang cukup jauh. Akibatnya, interlock antar butirnya cenderung tidak kuat. Kandungan clay sebagai pelapis antar butir pasir pantai juga tinggi dibandingkan pasir sirtu yang kaya silika.
Aktivitas penyemprotan pada lokasi penambangan. kiri Air dengan partikel - partikel mengalir lewat parit, dipompa menuju ke screen. kanan Air disemprotkan untuk memisahkan partikel - partikel halus terhadap besarnya.
Hasil penambangan dari screening, langsung diangkut dengan truk - truk ini. Satu truk bisa mengangkut sekitar 9 m kubik satu kali jalan. Bayangkan jika sehari bisa dapat 100 truk, dikalikan dengan harga per kubiknya yang tinggi !?! Oleh karena itu, tambang dalam skala kecil ini pun sebenarnya juga memberikan prospek baik di masa depan, terutama untuk kantong.
Pompa yang digunakan untuk menyemprot pasir pada lokasi penambangan.
Metode penambangan yang dilakukan adalah metode semprot. Dalam proses penambangan, daerah yang menjadi daerah bukaan digaru dengan ekskavator dengan hasil hanya dibiarkan di sekitar lokasi penggaruan. Kemudian, air dipompa melalui pipa – pipa yang telah tersambung dengan danau untuk menyemprot hasil garuan dengan tekanan tinggi. Dengan menggunakan air ini, secara langsung lumpur (clay) yang melekat tercuci. Konsentrat pasir dan air akan mengalir ke kolam penampungan, yang selanjutnya langsung dipompa ke dalam screen pemisah antara air dan pasir, serta sekaligus menjadi upaya pencucian terhadap kandungan lumpur yang ada. Air akan dialirkan kembali ke danau dan pasir yang tersaring langsung diangkut ke dalam truk. Partikel batuan yang tidak terbawa air akan tertinggal. Partikel batuan yang lebih kecil dan terbawa air akan tetap terpisah pada saat pemisahan tahap akhir.
Produk akhirnya, akan diperoleh fraksi batuan dengan berbagai ukuran. Fraksi yang dilihat di lapangan adalah batu belah (fraksi -150 + 100 mm), batu split I (fraksi -30 + 20 mm), batu split II (-20 + 10 mm), kerikil (-10 mm) dan kerikil halus (fraksi -10 + 0,5 mm).
Hasil penambangan ini langsung dibawa oleh truk pengangkut ke lokasi – lokasi penjualan tujuan, seperti Jakarta.

No comments:

Post a Comment