Karakteristik inklusi fluida yang terbentuk pada lingkungan epitermal berbeda dengan inklusi – inklusi yang terbentuk pada lingkungan lebih dalam. Inklusi fluida yang terbentuk pada lingkungan epitermal umumnya terdiri dari inklusi dua fase pada temperatur ruang, yaitu H2O liquid salinitas rendah dan sebuah gelembung uap. Inklusi fluida yang terdiri dari gas dan daughter minerals tidak ditemukan.
Inklusi fluida pada lingkungan epitermal terbentuk pada banyak mineral, khususnya kuarsa, sphalerit, kuarsa, kalsit, dan fluorit yang umum ditemukan. Namun, kuarsa merupakan mineral yang umum dipakai untuk melakukan studi inklusi fluida. Tekstur kuarsa digunakan sebagai penciri untuk memperkirakan kelimpahan inklusi fluida yang ada karena menyediakan kondisi umum termal pembentukannya. Variasi tekstur pada kuarsa menggambarkan hubungan temperatur terhadap disolusi kinetik dan represipitasi kuarsa selama proses disolusi dan represipitasi host mineral di sekitar fluida yang terjebak (pematangan) pada inklusi fluida.
Kuarsa yang terbentuk dalam lingkungan epitermal dapat dibagi menjadi dua grup, yaitu 1) kuarsa yang terdiri dari inklusi fluida yang berukuran cukup besar (>1.5 mikron) dan 2) kuarsa yang terdiri dari sangat sedikit dan atau tidak ada inklusi yang cukup besar berdasarkan standar perbesaran 80X pada mikroskop petrografi. Kuarsa dengan kristal sangat halus atau dikenal sebagai tekstur vug filling memiliki ciri - ciri jarang memiliki inklusi fluida yang berukuran cukup besar, temperatur homogenisasi <200 derajat C dan titik lebur esnya antara 0 hingga -2 derajat C. Di dalam tekstur ini, dapat terbentuk banyak rongga yang menjebak inklusi fluida dengan ukuran besar dan merekam fluida pembentukannya.
|
Kenampakan tekstur kuarsa dan inklusi fluida di dalamnya (Bodnar, dkk.,1985) |
Akan tetapi, inklusi berukuran besar ini bersifat lemah selama pemanasan yang mengindikasikan strukturnya yang lemah. Pada tekstur kuarsa botryoidal dan berlapis tidak terdapat inklusi fluida. Akan tetapi, tekstur ini terbentuk pada temperatur rendah. Pada tekstur kuarsa dengan kristal kasar inklusi fluida jarang ditemukan, jika ditemukan, inklusi berukuran sangat kecil (≤3 mikron). Pada growth zone, dapat ditemukan inklusi fluida berukuran kecil, berbentuk tidak beraturan dan rasio L:V yang bervariasi. Inklusi monofase kaya air pada zona ini mengindikasikan proses healing terjadi pada temperatur rendah (<100 derajat C) setelah fase uap terintikan di dalam lubang pada saat pendinginan. Kehadiran inklusi monofase kaya air dapat mengindikasikan hasil proses lanjutan penutupan (healing) dan necking inklusi awal. Pendidihan dapat terjadi selama pembentukan tekstur ini. Namun, adanya proses necking setelah pengintian gelembung uap dari fluida dapat menutup bukti pendidihan.
Dalam pengukuran mikrotermometri, hanya menggunakan inklusi fluida yang memiliki rasio L:V konsisten. Pada umumnya, inklusi tipe ini dapat ditemukan pada bidang terisolasi atau area tertentu dalam growth zone. Inklusi fluida dari lokasi ini memiliki bentuk tidak beraturan, dan rasio L:V yang sangat bervariasi pada grup inklusi di dalam growth zone, dan berukuran kecil. Temperatur homogenisasi dari inklusi ini umumnya <200 derajat C.
Temperatur homogenisasi dapat diperkirakan dari konsistensi rasio L:V, bentuk, dan kehalusan permukaan menggambarkan pengaruh temperatur kinetik disolusi dan represipitasi kuarsa selama pembentukan dan pematangan inklusi. Semakin tinggi temperatur, semakin cepat proses penutupan, dan semakin besar potensi untuk membentuk kristal negatif. Sebaliknya, semakin rendah temperatur, semakin lambat proses penutupan, dan semakin besar kemungkinan pengintian fase uap hingga penutupan inklusi. Inklusi kaya uap hasil yang terbentuk selama pembentukan kuarsa dicirikan: 1) tidak adanya inklusi satu fase kaya air, 2) seluruh inklusi kaya air menunjukkan rasio L:V konsisten dengan temperatur homogenisasi konsisten, dan 3) ukurannya lebih besar dibandingkan inklusi kaya air. Hal berbeda jika inklusi kaya uap berasal dari necking karena inklusi kaya air hasil neckingnya akan memiliki rasio L:V yang bervariasi. Ukuran inklusi kaya uap umumnya hampir sama yang menunjukkan ukuran stabil gelembung uap dalam fluida terdidihkan. Inklusi kaya uap dapat juga berasal dari penutupan (healing) lanjut dari retakan mikro setelah pengintian gelembung uap.