2015-04-22

Lanjut belajar Inklusi Fluida

Seperti sebelumnya postingan tahun lalu, kali ini saya akan memberikan gambaran bagaimana inklusi fluida lebih banyak lagi. Saya berharap malahan bisa digunakan ke depannya sebagai salah satu referensi untuk yang mau tugas akhir di bidang geologi yang terkait dengan tambang ataupun perminyakan. Aplikasi analisis ini sebenarnya sangat banyak selama kita tahu bagaimana menggunakannya dan berkemauan (sekali lagi). 

Di bidang bijih misalnya, inklusi dapat digunakan untuk menentukan temperatur pembentukan yang akan terkait dengan kondisi pembentukan, apakah boiling atau mxing. Ini aplikasinya bisa kepada bagaimana pengayaan logamnya. Biasanya dapat digunakan di bidang endapan hidrotermal seperti epitermal dan porfiri yang umum ditemukan di Indonesia. Berikut ini penjelasan kembali tentang inklusi yang dulu saya pakai untuk tesis dan skripsi. Jadi, ini ada hak cipta ya, dibaca boleh, tapi jangan asal copy paste

Inklusi fluida sendiri merupakan sejumlah fluida yang terjebak di dalam kristal melalui beberapa mekanisme selama pembentukan atau proses setelahnya. Secara umum, fluida dapat mewakili saat pembentukan kristal atau pengisian selanjutnya. Inklusi fluida terbentuk di hampir seluruh mineral bijih dan gangue dengan jumlah yang bervariasi, 1 juta per kubik dan berukuran >1m hingga <10µm. Inklusi fluida diamati melalui mikroskop pada sayatan poles ganda. Pada inklusi yang berukuran besar, inklusi dapat diamati langsung pada sayatan tipis.

Inklusi – inklusi yang terjebak pada pertumbuhan kristal induk di dalam bijih menunjukkan conto fluida pembawa bijih dan kondisi saat transportasi hingga terdeposisi. Inklusi tipe ini disebut inklusi primer. Pergerakan atau pergeseran setelahnya dan penutupan kembali retakan menjadi sarana penjebakan banyak inklusi sekunder. Inklusi ini dapat menyediakan informasi tentang fluida setelah pembentukan kristal induk pada waktu yang tidak dapat ditentukan. Pada kasus tertentu di urat kuarsa pembawa emas, fluida pembawa emas naik setelah kuarsa, sehingga beberapa inklusi sekunder tertentu dapat menunjukkan conto fluida pembawa bijih.  

Mekanisme pembentukan inklusi primer (Goldstein dan Reynolds, 1994)
Inklusi primer merupakan conto yang sangat representatif untuk memahami kondisi temperatur dan tekanan fluida yang mengisi selama kristal tumbuh. Roedder (1984) merangkum mekanisme pembentukannya seperti gambar di bawah. Inklusi fluida dapat diidentifikasi dengan baik melalui hubungannya dengan growth zonation. Growth zonation menunjukkan variasi distribusi fluida yang mencerminkan adanya jeda waktu pembentukan kristal atau perubahan komposisi. Inklusi primer biasanya paralel terhadap arah pertumbuhan kristal.

Mekanisme necking down (Goldstein dan Reynolds, 1994)
Inklusi fluida sekunder merupakan inklusi yang terperangkap setelah terjadi presipitasi mineral. Retakan pada mineral diisi oleh fluida selama atau setelah proses deformasi. Namun, menggunakan inklusi fluida sekunder harus hati – hati karena mereka hanya mewakili kondisi fluida pasca kristalisasi mineral. Fluida yang dapat terperangkap di antara permukaan terdeformasi dapat mengalami presipitasi atau mengalami pelarutan dan represipitasi kembali (dissolution-reprecipitation).

Pada umumnya, fluida yang terjebak dalam inklusi primer diasumsikan sebagai conto fluida dari pembentukan kristal langung. Jika fluida saat pembentukan kristal bukan fluida tunggal homogen, inklusi berbeda dapat terbentuk, seperti contoh 2 immisicible fluids membentuk air dan minyak, liquid dan gas, seperti pendidihan dan uap, liquid dan padatan. Hampir seluruh inklusi fluida di kebanyakan deposit bijih berasal dari fluida tunggal homogen. Oleh karena kontraksi panas dari pengisian ke suhu permukaan, terbentuk liquid dan uap gas.

No comments:

Post a Comment