2015-04-22

Petrografi Inklusi fluida

Jadi, setelah mendapat sedikit gambaran tentang bagaimana inklusi fluida itu sendiri. Ada beberapa hal bagaimana analisis ini dilakukan dan mengapa dilakukan. Saya rangkum dari Roedder (1985) dan Goldstein and Reynolds (1994) tentang pentingnya petrografi inklusi fluida sebagai tahapan awal bekerja dengan inklusi fluida.

Secara umum tahapan bekerja dengan inklusi fluida ada 3 macam tahapan. Analisis terhadap inklusi fluida harus dimulai dengan pemilihan sampel yang tepat dan representatif. Setelah dipilih sampelnya, lalu dilakukan pembuatan sampel chip double polished yang berguna untuk lanjut ke tahapan selanjutnya. Sampel ini tebalnya kurang lebih 30 mikron sampai 1 mm tergantung pada tipikal sampel yang akan digunakan. Berdasarkan pengalaman saya, biasanya akan menggunakan ketebalan 30 mikron agar mempermudah pekerjaan analisis selanjutnya. Preparasi sampel inklusi fluida berbeda dengan preparasi sampel thin section atau polished biasa. Ini harus diperhatikan saat akan meminta preparasi pada pihak ketiga. Biayanya juga berbeda dengan pembuatan sayatan tipis atau poles biasa. Beberapa tempat untuk membuat preparasi ini ada di LIPI, ESDM, Tekmira dan PSG yang seluruhnya berlokasi di Bandung. Satu hal yang dibutuhkan adalah kontak orang yang tepat untuk ini. 

Tahapan kedua adalah untuk petrografi, dan inilah yang akan saya rangkum mengapa menjadi penting untuk melakukan ini. Tahapan ketiga yang umumnya dilakukan adalah mikrotermometri untuk mendapatkan data suhu dan salinitas dari inklusi tersebut. Beberapa tempat untuk melakukan pengukuran ini ada di LIPI dan PSG, Bandung, serta pihak swasta yang memilikinya Antam dan Pertamina Geothermal. Ini berdasarkan update per tahun 2013. Saya tidak tahu bagaimana kabar selanjutnya karena pada waktu itu belum ada universitas yang memiliki alat tersebut. Setelah tahapan ketiga dapat juga dilakukan analisis lain yang bisa dikatakan sebagai tahapan keempat dan seterusnya. Ada analisis RAMAN, LA-ICP-MS dan analisis gas pada inklusi fluida (desktrutif analisis). Semua bergantung pada budget dan lokasi dimana akan dianalisis. 

Jadi, mari kita lihat mengapa petrografi inklusi fluida itu penting. Pengamatan inklusi fluida dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya transmisi. 
  1. Menentukan asal inklusi. Dalam menentukan asal sebuah inklusi, perlu memahami untuk mengidentifikasi perkiraan pembentukan vakuola inklusi fluida. Contohnya adalah inklusi sepanjang zona pertumbuhan dalam kristal tunggal atau inklusi sepanjang rekahan tunggal tertutup akan berbeda. 
  2. Menentukan komposisi inklusi. Setelah suatu inklusi teridentifikasi, dilakukan verifikasi terhadap komposisi inklusi. Suatu inklusi fluida dapat berisi minyak ataupun air. Untuk membedakannya digunakan mikroskop yang dilengkapi dengan epifluorescence. Inklusi yang berisi minyak akan tampak berpendar atau berfluorisensi, sedangkan air tidak (Burruss, 1981, 1991; McLimans, 1987 dalam Goldstein dan Reynolds, 1994).
  3. Menentukan rasio liquid terhadap gelembung uap. Perbandingan antara liquid dan vapor dalam suatu inklusi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Inklusi liquid saja atau dikenal dengan istilah all-liquid inclusions (L) yang tidak dapat digunakan untuk melihat jejak metastabil dan necking down setelah perubahan fase, sepertinya terjebak pada temperatur rendah; 2) L:V konstan, dua fase inklusi dengan gelembung kecil; 3) L:V relatif konstan atau sedikit bervariasi, dua fase inklusi dengan gelembung kecil; 4) L:V sangat bervariasi dengan inklusi berupa gelembung besar (vapor rich) yang tidak berasal dari necking down. 
    Klasifikasi tipe inklusi fluida berdasarkan komposisi fase yang teramati pada temperatur ruang. Keterangan: L = liquid, V = uap, S = padatan, GL = gelas (Sherped, 1985).
  4. Menentukan hubungan petrografi. Hubungan petrografi dalam pengamatan menekankan pada paragenesa inklusi fluida. Dalam proses studi inklusi fluida, tahapan ini dikenal sebagai pemetaan terhadap inklusi. Kegiatan ini dapat dilakukan jika dibutuhkan. Dalam mempelajari bijih, inklusi fluida digunakan untuk memperkirakan hubungan waktu antara inklusi yang terjebak dengan mineralisasi dengan tepat. Informasi fluida yang disediakan menunjukkan kondisi kuantitatif dari model genesisnya. Karakter inklusi fluida pun beragam pada tiap deposit hidrotermal yang ada. Perbedaan mencolok adalah pada salinitas, temperatur dan komposisi pelepasan gasnya. Kondisi ini berkaitan dengan proses perpindahan magma dari sumber ke permukaan. Perubahan tekanan dan temperatur selama perpindahan tersebut menyebabkan adanya deposisi mineral – mineral dan pelepasan gas – gas yang berefek pada kelarutan fluidanya. 
Informasi temperatur dan salinitas beberapa deposit berbeda di sistem hidrotermal (Wilkinson, 2001)

No comments:

Post a Comment