2017-02-15

Mekanisme Kerja Jigging

Mekanisme kerja jigging akan berkaitan langsung dengan proses pengendapan. Secara umum, mekanisme jigging yang dilakukan adalah melalui tahapan berikut :
  1. Pengumpanan. Pemisahan harus dilakukan dengan laju dan persen solid yang konstan. Umpan yang masuk harus merata pada seluruh permukaan jig. Umpan berupa slurry dengan 25% - 45% solid masuk pada salah satu ujung jig, dan mengalir membentuk arus horizontal (crash flow) di permukaan jig.
  2. Stratifikasi (Pengendapan). Partikel ringan (density rendah), terutama yang berbutir halus terbawa arus dan keluar pada ujung yang lainnya. Partikel yang mengendap dari arus horizontal ini pada zona transportasi masuk di daerah di mana aksi jigging bekerja di antara arus horizontal dan ayakan. Mekanisme pada jigging dapat terlihat pada zona ini, seperti differential accleration, hindered settling, dan trickling.
  3. Pemisahan. Pemisahan lebih berkaitan pada pengeluaran hasil pemisahan, baik sebagai underflow atau overflownya. Semua bergantung pada densitas yang terlihat pada startifikasi. Mineral ringan yang oleh tekanan dari stroke pada fluida akan terdorong memasuki zona separating dan terbawa oleh arus horizontal. 
Pada zona separating akan dimasuki oleh mineral berat, dan berusaha mendorong ke atas middling. Oleh sebab itu middling mempunyai peluang masuk pada zona separating. Di sinilah yang menjadi fungsi raging (ayakan) agar mineral ringan tidak turun sebagai underflow. Mineral berat yang besar dengan cepat mencapai permukaan ayakan diikuti dengan mineral berat yang kecil melalui zona roughing dan separating.
Mekanisme jigging

Dalam penggunaan jig sebagai separator, dikenal suatu tahap pengendapan yang diakibatkan stratifikasi pada proses yang terjadi. Prinsip pengendapan ini hampir mirip dengan mekanisme kerja jigging secara umum. Mekanisme itu adalah sebagai berikut :
  1. Perbedaan percepatan. Dalam waktu yang relatif singkat partikel dengan berat jenis lebih besar akan mempunyai jarak tempuh yang lebih besar dari   pada   partikel   yang   berat   jenisnya lebih  kecil (differential acceleration). Percepatan awal dari partikel tidak bergantung pada ukuran dan bentuk partikel tersebut, tetapi dipengaruhi oleh densitas partikel dan densitas fluida yang digunakan.
  2. Hindered settling. Hal ini menunjukkan bahwa bukan pengendapan bebas dari satu partikel, melainkan dari sekelompok partikel yang menjadi satu sehingga terbentuk seperti suatu perlapisan. Efek hindered settling akan menyebabkan  partikel yang lebih berat akan mengalami settling lebih cepat dibandingkan partikel yang lebih ringan. 
  3. Interstitial trickling. Mekanisme menunjukkan bahwa partikel kecil dapat lolos di antara partikel besar. Gaudin mengajukan mekanisme trickling untuk jigging yang disebut sebagai consolidation trickling.
Skema siklus proses jigging: (a) pulsion, (b) differential acceleration, (c) hindered settling, (d) interstitial trickling

Kapasitas jig berbanding lurus dengan efek transportasi dari arus horizontal umpan. Agar kapasitasnya dapat diperbesar dan memiliki efisiensi tinggi, maka ada empat faktor yang penting untuk diperhatikan, antara lain : 
  1. Ukuran dari partikel kecil. Ukuran umpan yang dikehendaki masuk menjadi konsentrat dan keluar melalui hutch
  2. Volume umpan persatuan waktu. 
  3. Ketebalan aliran. 
  4. Banyaknya hutch water persatuan waktu yang masuk ke aliran. 
Jig juga dapat dibedakan berdasarkan ayakannya, yaitu:
  1. Jig dengan ayakan bergerak. Jig ini dipakai di daerah terpencil dan sekarang sudah jarang digunakan lagi.
  2. Jig dengan ayakan tetap. Dilasi dari mineral di atas ayakan diciptakan oleh gerakan bolak – balik fluida yang menerobos ayakan. Gerakan bolak – balik ditimbulkan secara mekanis oleh energizing unit.

No comments:

Post a Comment