2017-02-15

Konsep Flotasi

Secara garis besar, flotasi merupakan proses pemisahan suatu zat yang ada di dalam zat cair (fluida) maupun gas dengan prinsip pengapungan. Dimana zat yang akan dihilangkan berada di atas (hidrofobik), sedangkan fluidanya berada di bawah (hidrofilik). Proses flotasi merupakan proses yang bergantung sifat adhesi mineral tertentu terhadap udara (hidrofob) dan terhadap air (hidrofil). Dalam membantu proses flotasi dengan mengubah sifat-sifat permukaan partikel mineral perlu ditambahkan zat-zat kimia berupa reagent

Ada tiga reagent utama yang digunakan dalam proses flotasi, yaitu :
  1. Collector. Collector adalah bahan yang dapat menyebabkan partikel mineral hidrofilik menjadi hidrofob, yaitu dengan cara melapisi permukaan polar dari partikel mineral dengan reagent sehingga pada bagian luar dari mineral terjadi reaksi kimia yang membentuk lapisan non polar yang mudah menarik udara. Akibatnya, mineral akan mudah menempel pada gelembung udara. Contoh kolektor untuk mineral sulfida yang umum digunakan adalah Xanthate dan Dithiophosphate, serta untuk mineral non sulfida adalah Fatty acid jenuh dan tidak jenuh.
  2. Frother. Frother digunakan untuk membantu menstabilkan gelembung udara yang terbentuk, sehingga tidak mudah pecah. Gelembung-gelembung udara yang terbentuk harus dapat bergerak bebas di dalam pulp dan dapat mengambil partikel-partikel mineral berharga, lalu diapungkan ke dalam pulp dengan dimasukkan udara. Contoh frother adalah DOWFROTH Flotation Frother Series, MIBC, dan Polyalkoxyparaffins.
  3. Modifier (Modifying Agent). Modifier digunakan untuk mengembalikan sifat permukaan ke yang aslinya yang berakibat pada peningkatan selectivity.
Cara kerja flotasi secara umum adalah dengan memanfaatkan keterbentukannya gelembung udara yang mengapungkan mineral berharga yang dipisahkan. Gelembung-gelembung udara terbentuk karena adanya udara yang dihisap ke dalam pulp dan frother yang membentuk energi bebas permukaan pada antar muka air dan udara. Partikel-partikel feed harus berukuran halus. Hal ini karena ukuran partikel yang halus akan menyebabkan density asosiasi partikel-gelembung menjadi lebih kecil dari density air.

Sifat adhesif partikel muncul karena ion permukaan dilapisi melalui reaksi secara adsorbsi fisik atau kimia dengan bagian ionik kolektor dan bagian organiknya mengubah sifat permukaannya, misalnya menjadi hidrofob. Dengan demikian, gelembung udara akan mengalami aerasi. Partikel-partikel mineral yang menempel pada permukaan gelembung akan terbawa naik ke permukaan pulp dan terpisahkan.

Langkah-langkah yang dilakukan pada proses flotasi sulfida adalah :
  1. Penghancuran dan penghalusan (kominusi)
  2. Desliming
  3. Pulp Concentration
  4. Conditioning
  5. Aeration
  6. Pemisahan
Proses flotasi dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut. 
  • Ukuran partikel 
  • Persen padatan 
  • Derajat oksidasi 
  • pH pulp dan karakteristik air 
  • Reagent flotasi 
  • Kecepatan putaran pengaduk 
  • Laju pengaliran udara 
Flotasi sel yang digunakan secara komersial ada berdasarkan cara pemasukan udara, yaitu:
  1. Agitation Machine Cell. Gelembung udara yang dihasilkan berasal dari perputaran impeler dalam pulp, sehingga gelembung udara dapat bergerak ke atas.
  2. Pneumatic Machine Cell. Gelembung udara dimasukkan ke dalam flotation cell melalui injeksi dari luar seperti diberikan dari keran udara.
  3. Cascade Machine Cell. Terjadinya gelembung udara seperti jatuhnya copebble pada suatu cairan.
  4. Sub Aeration Machine Cell. Serupa dengan Agitation Machine Cell, tetapi alat ini memiliki alat yang dapat mengatur jumlah udara.
  5. Vacum and Pressure Cell. Udara masuk karena tangki dibuat vakum oleh pompa penghisap dan udara dimasukkan oleh pompa injeksi. 

No comments:

Post a Comment