2014-01-03

Mendala Timah

Mendala metalogenik merupakan istilah yang menggambarkan informasi umum keterdapatan suatu tipe endapan. Bahasa sederhananya bisa dikatakan sebagai provinsi endapan tersebut. Istilah ini mewakili pertanyaan mengapa endapan timah hanya ditemukan di Indonesia bagian barat atau nikel laterit hanya ditemukan di Indonesia bagian timur. Mendala merupakan bagian informasi geologi tentang pembentukan endapan tersebut, seperti contohnya dalam tulisan ini tentang timah. Di Indonesia, kita hanya menemukannya di daerah Kepulauan Bangka Belitung dan sebagian Kalimantan Barat saja.

Secara geologi, daerah Kepulauan Bangka Belitung termasuk dalam jalur timur (eastern province) granit Asia Tenggara. Jalur ini berumur Karbon, Perm dan Trias serta  kaya dengan kandungan timah (Cobing, 1992). Granit ini terbentuk pada saat orogenesa Trias yang mengangkat batuan granit ke permukaan sebagai satu rangkaian pulau-pulau timah yang membujur dari daratan Thailand Malaysia hingga Bangka Belitung, jalur timah ini dikenal sebagai Tin Belt of Sumatera yang kemudian dikenal sebagai jalur granit Asia Tenggara. Mineral-mineral terkandung yang didominasi oleh timah dan mineral berat tersebut berasal dari batuan granit pada pulau-pulau timah yang terdapat di sekitar perairan utara Sumatera yang telah mengalami deformasi dan pelapukan. 

Granite province South East Asia.
Sejarah tektonik Pulau Sumatera berhubungan erat dengan pertumbukan antara lempeng India-Australia dan Asia Tenggara, sekitar 45,6 Juta tahun lalu mengakibatkan perubahan sistematis dari perubahan arah dan kecepatan relatif antar lempengnya berikut kegiatan ekstrusif yang terjadi. Proses tumbukan ini mengakibatkan terbentuknya banyak sistem sesar geser di bagian sebelah timur India, untuk mengakomodasikan perpindahan massa secara tektonik. Selanjutnya sebagai respon tektonik akibat dari bentuk melengkung ke dalam dari tepi lempeng Asia Tenggara terhadap Lempeng Indo-Australia, besarnya slip-vector ini secara geometri akan mengalami kenaikan ke arah barat laut sejalan dengan semakin kecilnya sudut konvergensi antara dua lempeng tersebut.

Keadaan Pulau Sumatera menunjukkan bahwa kemiringan penunjaman, punggungan busur muka dan cekungan busur muka telah terfragmentasi akibat proses yang terjadi. Kenyataan menunjukkan bahwa adanya transtensi (trans-tension) Paleozoikum pada tektonik Sumatera menunjukkan adanya tiga bagian pola. Bagian selatan terdiri dari lempeng mikro Sumatera, yang terbentuk sejak 2 juta tahun lalu dengan bentuk, geometri dan struktur sederhana, bagian tengah cenderung tidak beraturan dan bagian utara yang tidak selaras dengan pola penunjaman.

Kompleksitas tatanan geologi Sumatera, perubahan lingkungan tektonik dan perkembangannya dalam ruang dan waktu memungkinkan sebagai penyebab keanekaragaman arah pola vektor hubungannya dengan slip-rate dan segmentasi Sesar Sumatera. Hal tersebut antara lain karena (1) perbedaan lingkungan tektonik akan menjadikan batuan memberikan tanggapan yang beranekaragam pada reaktivasi struktur, serta (2) struktur geologi yang lebih tua yang telah terbentuk akan mempengaruhi kemampuan deformasi batuan yang lebih muda.

Proses pembentukan timah terjadi akibat zona tumbukan di jalur granit, yang akan menyebabkan partial melting menuju permukaan. Zona tumbukan dibagi menjadi 2 tipe :
  • Tipe  I, tipe ini terjadi di daerah tumbukan yang mengakibatkan partial melting.
  • Tipe S, tipe ini terjadi di daerah tumbukan yang memiliki P dan T yang sangat tinggi sehingga akan terjadi proses Partial Melting lebih cepat.
Tipe I dan S di zona tumbukan pada jalur granit.
Mineral yang ikut terbentuk pada saat timah terintrusi yaitu mineral tungsten, pada prinsipnya timah terbentuk dari proses mineralisasi dari batuan granit, pada zona jalur granit ini akan ditemukan zona subduksi yang menyebabkan fase-fase pembentukan mineral yaitu magmatik cair, pegmatik, pneumatolitik dan hydrothermal.

1 comment: