Indonesia masuk dalam wilayah world’s tin belt (sabuk timah dunia). Cadangan timah di Indonesia banyak terdapat di daerah utara Sumatera yang termasuk dalam jalur granit yang terdapat memanjang daerah Asia Tenggara. Keterdapatan timah terbesar di Indonesia berada di daerah Bangka Belitung. Keadaan geomorfologi Pulau Bangka dan Belitung didominasi oleh dataran rendah yang merupakan endapan aluvial dan rawa. Di beberapa lokasi, khususnya di bagian utara Pulau Bangka, terdapat perbukitan tererosi dengan litologi batuan penyusun berupa batuan granit. Keberadaan tambang timah di Indonesia sendiri telah ada sejak 1950an. Penambangan awal dimulai oleh penduduk Cina yang dijadikan pekerja di daerah Bangka Belitung. Semua persebaran tambang timah Indonesia berada pada sepanjang sabuk timah daerah pantai timur Sumatera.
Timah diperoleh terutama dari endapan mineral kasiterit (SnO2) yang terbentuk sebagai oksida dan memiliki mineral asosiasi berupa mozanit dan wolfranit. Mineral kasiterit sendiri biasanya terkandung dalam batuan granit, dimana dalam publikasi Zwiersycky (1920) menjelaskan bahwa Pulau Bangka memiliki kandungan litologi batuan granit dalam 2 generasi, generasi pertama adalah generasi granit tua yang tidak memiliki kandungan kasiterit dan terdapat di daerah yang relatif landai/rendah, sedangkan generasi granit muda membawa kandungan kasiterit yang umumnya terdapat pada medan perbukitan tererosi.
Granit di Bangka dan di Belitung oleh Hutchison (1989) dimasukkan ke dalam Jalur Timah berumur Permo-Trias sebagai hasil magmatisme yang berhubungan dengan subduksi danpost-collision.Secara Regional, Pulau Bangka sendiri terletak di jalur sabuk granit yang memanjang dari Yunan (China), menyambung melaui myanmar, Thailand, semenanjung Melayu sampai ke Kepulauan Indonesia, atau dalam publikasi Van Bemmelen (1949) disebutkan bahwa kedua Pulau tersebut berada di jalur Jurassic Granites Intrusions of the Malayan tin-belt.
Tipe endapan timah yang terdapat pada sabuk tersebut dapat dibagi menjadi 5 buah tipe endapan kasiterit (SnO2), yaitu :
- Magmatic Dissemination
- Pegmatic dan Apliet
- Cebakan Kontak Metamorf
- Cebakan Hidrotermal
- Endapan Sekunder
No comments:
Post a Comment