2014-01-03

SP logging

Dalam elektrik logging, salah satunya adalah SP logging. SP logging biasa digunakan bersamaan dengan resistivity logging. SP (Spontaneous Potential) logging mengukur beda potensial alami yang terjadi antara lubang bor dan permukaan yang tidak berarus. Beda potensial muncul dari perbedaan yang besar dari energi electrochemical dan electrokinetic. Perbedaan energi ini muncul dari adanya perbedaan muatan yang ada pada lubang bor dan fluida formasi yang mengakibatkan aliran arus spontan. 

Dalam penggunaannya, SP logging membutuhkan syarat sebagai berikut, yaitu : (a) adanya fluida bor dalam lubang; (b) adanya perselingan lapisan antara lapisan yang porous dan permeable atau antara lapisan dengan porositas lemah dan impermeable; dan (c) perbedaan salinitas antara fluida bor dan formasi, meskipun pada kenyataannya kejadian ini jarang terjadi karena perbedaan fluida lebih menyebabkan perbedaan tekanan.

Komponen SP logging

SP logging terdiri dari 4 macam komponen. Komponen ini akibatkan terjadi energi electrochemical dan electrokinetic. Electrochemical berkaitan dengan perbedaan yang disebabkan adanya perbedaan salinitas pada lumpur pemboran dan air formasi. Electrokinetic terjadi akibat adanya aliran lumpur pemboran pada lapisan yang porous dan permeable. Ini akan bergantung pada besarnya resistivity dari lumpur dan menjadi penting jika adanya perbedaaan tekanan dengan formasi. Komponen yang biasa digunakan dalam SP logging adalah elektrode yang dihubungkan dengan bumi dan bagian lainnya mengukur potensial DC. Selain itu, juga dibutuhkan baterai 1.5 Volt untuk membantu dalam pengukuran beda potensial pada skala yang benar. 

Hasil SP Log. SP logging diukur pada milivolt (mVolt) dan tidak memiliki skala yang absolut.
SP logging dimanfaatkan untuk (a) mendeteksi lapisan permeable; (b) mengukur nilai Rw; (c) mengindikasi shale pada formasi; dan (d) korelasi perlapisan. Pada SP log terbatas untuk beberapa mineral tertentu, sehingga dapat membantu deteksi pengenalan mineral. Sebagai contoh, yang digunakan pada batubara, pirit, riolit, dan lempung. Dalam penggunaan untuk korelasi, lubang bor harus berdekatan dan menggunakan fluida pemboran yang sama, serta salinitas formasi yang konstan antar lubang bor.

No comments:

Post a Comment