2017-03-14

#5 Mendala Metalogenik Batubara Indonesia

Kalimantan merupakan bagian dari daerah Indonesia Barat dengan variasi endapan batubara paleogen dan neogen. Batubara di Kalimantan rata – rata merupakan bagian dari cekungan muka daratan (foreland basin) dan delta basin.

Cekungan Barito
Sedimen pada bagian barat Cekungan Barito dicirikan oleh lingkungan pengendapan continental shelf sedangkan sedimen dari bagian timur Cekungan Barito dicirikan oleh pengendapan  pada lingkungan geosinklinal. Ketebalan sedimen Tersier cenderung menebal ke Timur, tetapi untuk facies batuan tidak mengalami banyak perubahan. Di bagian barat, lapisan sedimen Tersier memiliki ketebalan beberapa ratus meter dan sedikit terlipat, tetapi ketebalan sedimen di Meratus mencapai 6.000 m dan geologinya mengalami pelipatan yang kuat.

Peta Cekungan Barito (berbagai sumber)
Pada awal Paleogene, transgresi pertama terjadi di Cekungan Barito. Air menutupi bagian timur cekungan yang terutama terdiri dari batuan dasar pra-Tersier. Daerah ini menjadi daerah perairan dangkal dan rawa. Pada kondisi ini batubara berumur Eosen dibentuk. Setelah itu, daratan mengalami depresi dan laut bertambah dalam serta sedimen kalsium organik terus bertambah banyak. Sampai akhir Paleogene, daratan Kalimantan terendam  air. Batugamping koral diendapkan di bagian atas pada massa itu. Sedimen  yang berasal dari lingkungan terestial  hampir tidak ada. Pada periode tersier, regresi dengan skala besar terjadi, sehingga lingkungan terestial tercipta untuk membentuk formasi batubara berumur Neogene. Pada akhir Tersier, tumbukan antar lempeng membuat batuan dasar terangkat  dan membentuk banyak pegunungan serta batuan dengan ukuran yang beragam. Manifestasi dari aktivitas ini terlihat berupa Pegunungan Meratus yang memanjang dari utara ke selatan dengan panjang 300 km dan lebar 70 km. Cekungan ini meliputi wilayah provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Cekungan Pasir Asam – asam
Cekungan ini terletak di sebelah tenggara Pegunungan Meratus. Batubara yang terdapat pada cekungan ini ada dua jenis, yaitu batubara Eosen dan batubara Miosen. Pada cekungan ini terdapat sedimen tersier hingga ketebalan 4600 m. Cekungan ini dikontrol oleh patahan normal berarah utara ke selatan di sepanjang Pulau Laut yang meluas ke arah laut. Stratigrafi formasi ini terdiri dari Formasi Tanjung, Formasi Berai, Formasi Warukin dan Aluvium. Formasi Tanjung berusia eosen dan diendapkan tidak selaras dengan basementnya. Bagian bawah formasi diendapkan tidak selaras dengan basement dan terdiri dari shale,batupasir  dan terdapat juga basal conglomerate. Bagian tengah didominasi oleh batupasir dan konglomerat yang dipisahkan oleh claystone dan batubara. Bagian atas formasi terdiri dari claystone dan siltstone dengan batubara, marls, dan selingan batugamping. Formasi pembawa batubara lainnya adalah Fromasi Warukin. Formasi Warukin terendapkan setelah regresi yang terdiri dari batupasir dengan keterdapatan konglomerat. Selain itu juga, lapisan ini interbedded dengan claystone, siltstone dan batubara. 

Peta Cekungan Pasir Asam-Asam (berbagai sumber)
Cekungan Tarakan
Cekungan Tarakan merupakan salah satu dari tiga cekungan tersier utama yang terdapat di bagian timur continental margin Kalimantan (dari utara ke selatan : Cekungan Tarakan, Cekungan Kutai dan Cekungan Barito), dicirikan oleh hadirnya batuan sedimen klastik sebagai penyusunnya yang dominan, berukuran halus sampai kasar dengan beberapa endapan karbonat. Secara fisiografi Cekungan Tarakan di bagian barat dibatasi oleh lapisan pra-Tesier Pegunungan Kuching dan dipisahkan dari Cekungan Kutai oleh kelurusan timur-barat Pegunungan Mangkalihat.

Peta Cekungan Tarakan (berbagai sumber)
Proses pengendapan Cekungan Tarakan dimulai dari proses transgresi yang diperkirakan terjadi pada kala Eosen sampai Miosen awal bersamaan dengan terjadinya proses pengangkatan gradual pada Pegunungan Kuching dari barat ke timur. Pada Kala Miosen Tengah terjadi regresi pada Cekungan Tarakan, yang dilanjutkan dengan pengendapan progradasi ke arah timur dan membentuk endapan delta, yang menutupi endapan prodelta dan batial. Cekungan Tarakan mengalami proses penurunan secara lebih aktif lagi pada kala Miosen sampai Pliosen. Proses sedimentasi delta yang tebal relatif bergerak ke arah timur terus berlanjut selaras dengan waktu. Cekungan Tarakan berupa depresi berbentuk busur yang terbuka ke Timur ke arah Selat Makasar/ Laut Sulawesi yang meluas ke utara ke Sabah dan berhenti pada zona subduksi di Pegunungan Semporna dan merupakan cekungan paling utara di Kalimantan. Pegunungan Kuching dengan inti lapisan pra-Tersier terletak di sebelah baratnya sedangkan batas selatannya adalah Punggungan Suikerbood dan Pegunungan Mangkalihat.

Berdasarkan fasies dan lingkungan pengendapannya, Cekungan Tarakan terbagi menjadi empat sub cekungan, yaitu Sub Cekungan Tidung, Sub Cekungan Tarakan, Sub Cekungan Muras dan Sub Cekungan Berau. Pada cekungan Tarakan, formasi pembawa batubara antara lain Formasi Tarakan, Formasi Meliat, Formasi Tabul, dan Formasi Santul.

Cekungan Kutai
Cekungan Kutai merupakan cekungan back arc di bagian barat yang terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua dan lempeng samudera. Peregangan di Selat Makassar sangat mempengaruhi pola pengendapan terutama pada bagian timur cekungan. Cekungan Kutai merupakan cekungan yang sangat dalam dengan ke arah Selatan dibatasi Cekungan Barito oleh sesar berarah barat laut – tenggara yang disebut Sesar Adang. Ke arah utara dibatasi oleh Pegunungan Mangkalihat. Menurut Rose R dan Hartono P (1978), Cekungan Kutai terjadi karena pemekaran berarah barat daya – timur laut. Terbukanya Selat Makasar pada kala Eosen menyebabkan Cekungan Kutai ideal sebagai pengendapan sedimen.
Peta Cekungan Kutai
Cekungan Kutai dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu: Cekungan Kutai bagian Barat, merupakan daerah rendah, sebagian besar tertutup rawa, danau dan aluvial, menandakan daerah ini masih bergerak turun; Antiklinorium Samarinda merupakan antiklin sempit, memanjang berarah timur laut utara – barat daya selatan yang kemungkinan terjadi karena adanya shale diapire dan juga karena pergerakan-pergerakan sesar mendatar di basemen; dan Cekungan Kutai bagian Timur. Formasi pembawa batubara di daerah ini adalah Formasi Batuayau, Formasi Wahau dan Formasi Balikpapan. Lapisan - lapisan batubara secara umum terbentuk pada struktur lipatan khususnya inklin dengan arah sumbu utara selatan sampai timur laut – barat daya. Formasi Warukin dan Formasi Dahor merupakan formasi pembawa batubara utama di cekungan ini.

Cekungan Melawi-Ketungau
Secara stratigrafi Cekungan Melawi ditempati oleh endapan aluvial dan aluvial tertoreh yang berumur Kwarter, diikuti oleh Formasi Terbidah dan Payak yang berumur Oligosen Bawah, Serpih Silat yang berumur Eosen Atas dan kelompok Selakai berumur Kapur Bawah - Kapur Atas. Secara stratigrafi cekungan Ketungau tersusun oleh Endapan Aluvial berumur Kwarter, Formasi Ketungau beumur Oligosen Bawah, Batupasir Tutoop berumur Eosen Atas dan Formasi Kantu berumur Eosen Atas. Formasi Ketungau dan formasi Kantu merupakan formasi pembawa batubara pada cekungan ini. 
Posisi Cekungan Melawi-Ketungau (berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment