2017-03-13

#1 Mendala Metalogenik Batubara Indonesia

Setelah bicara genesa batubara sebelumnya, sekarang beberapa hal rinci soal mendala metalogenik batubara. Mendala metalogenik atau geological province adalah sebaran sumberdaya, baik batubara dan mineral berdasarkan kondisi geologinya di suatu area. Sebaran geologi sendiri tidak dapat dikontrol dengan keberadaan batas administrasi atau provinsi administrasi pada umumnya. Melalui postingan selanjutnya ini, saya akan memberikan gambaran ulang sebaran batubara di Indonesia dan masing - masing cekungan maupun formasi pembawa batubaranya. 
Regional Geology Indonesia (Darman, 2000)
Kepulauan Indonesia terletak pada perpanjangan lempeng Eurasia di bagian tenggara, dibatasi di sebelah selatan dan barat oleh lempeng Indo-Australia (Samudera Hindia), dan di sebelah timur oleh laut Filipina dan lempeng Pasifik. Tepi lempeng yang saling bertabrakan membentuk zona subduksi yang menghasilkan busur vulkanik dan struktur obliq. Secara umum, fisiografi Kepulauan Indonesia terdiri dari Paparan Sunda (Sunda Shelf) dan Paparan Sahul (Sahul ShelfI) yang memanjang dari ke arah barat dan timur. Secara geologis, kedua paparan ini dipisahkan oleh kompleks cekungan laut dalam dan busur kepulauan (island arc). Paparan Sahul merupakan bagian dari lempeng benua Australia yang meliputi sebagian Papua Barat, Laut Arafuru dan selatan Laut Timor. Paparan Sunda merupakan bagian dari lempeng benua Eurasia yang terjdiri dari Semenanjung Malaka, sebagaian besar Sumatera, Jawa, Kalimantan, sebagaian besar Laut Jawa dan bagian selatan Laut Cina Selatan.

Daerah paparan terdiri dari sedimen pra-tersier, batuan beku dan batuan metamorf yang stabil sejak masa tersier. Bagian tepi merupakan bagian yang tidak stabil karena merupakan jalur penujaman. Akibatnya, terbentuk jalur gunung api tersier yang disertai adanya gerakan subsidence. Daerah pembentukan ini dikenal sebagai volcanic inner arc dan non-volcanic outer arc. Busur vulkanik terbentang di sepanjang Sumatera, Jawa, timur Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores dan pulau kecil di sekitar Laut Banda timur dan timur laut. Busur non vulkanik luar terbentang di bagian barat Pulau Sumatera, punggung bawah Laut Selatan Jawa, termasuk pulau non vulkanik di Timor, Tanimbar, Kai dan Seram. Bagian barat Indonesia merupakan daerah utama pengendapan sedimen tersier, sedangkan bagian timur merupakan pusat pengendapan pada waktu akhir Paleozoikum dan Mesozoikum. 
Ilustrasi penampang back-arc basin di Pulau Sumatera (source: berbagai sumber)
Penujaman lempeng telah menghasilkan busur kepulauan dengan cekungan sedimen, sebagai berikut (dari daratan benua ke arah luar) 
  1. Daratan benua yang stabil secara tektonik selama tersier.
  2. Cekungan muka daratan (foreland basins)
  3. Busur dalam yang bergunung api (volcanic inner arc)
  4. Pendalaman antar busur (inter-arc deep)
  5. Busur kepulauan luar tanpa gunung-api (non-volcanic auter arc)
  6. Palung (trench)

Susunan ini dapat ditemui di Indonesia bagian barat, antara lain dari Sumatera sampai Bali dengan daratan Sunda merupakan bagian daratan benua. Namun, menjadi tidak jelas mulai Lombok hingga Sumbawa karena di utara tidak terdapat daratan benua. Hal ini dimungkinkan terjadi pada zaman pertengahan Miosen, sistem busur ini melingkar ke utara lengan selatan dan barat Sulawesi yang merupakan busur dalam bergunung api dari Kalimantan timur yang kemudian merenggang dan memisahkan diri karena pembentukan dan pemekaran samudera di Selat Makassar.

Di Indonesia bagian timur, dataran Sahul/Arafura merupakan bagian dari lempeng Australia. Di bagian barat, dataran sahul dibatasi oleh jalur penujaman busur Banda dengan lempeng benua menujam ke bawah lempeng samudera Laut Banda. Hal yang sama terjadi di sebelah utara, yaitu jalur penujaman Papua Barat bagian utara, yaitu lempeng Samudera Pasifik menujam ke bawah dan berpapasan dengan kerak benua Papua Barat (jalur patahan Sorong). Lempeng benua Australia mempunyai suatu tonjolan ke arah barat laut, yang dinamakan paparan Doberai (Vogelkop) atau paparan Ayamaru yang di pinggirannya terbentuk cekungan Tersier. 

No comments:

Post a Comment