Intisari dari paper Geological Characteristics of Epithermal Precious and Base Metal Deposits (Simmons et al., 2005)
Alterasi dalam lingkungan epitermal dibagi menjadi lingkungan epitermal aktif dan endapan epitermal. Lingkungan epitermal aktif terdiri atas sistem geotermal, sistem magmatik hidrotermal, dan alterasi argilik lanjut. Endapan epitermal dapat diklasifikasikan berdasarkan kenampakan alterasinya, yaitu kelompok kuarsa ± adularia ± kalsit ± illit dan kelompok kuarsa ± kaolin ± piropilit ± dickite ± alunit.
Pada sistem geotermal, alterasi yang terbentuk
tergantung pada fluida penyusun sistem geotermal. Sistem geotermal memiliki
tiga macam fluida penyusun. Pada sistem air klorit akan memiliki kelimpahan
mineral alterasi yang berbeda dengan sistem air sulfat dan kaya CO2 (air
karbonat).
Sistem air klorit umumnya berkaitan langsung dengan
sistem geotermal yang relatif dalam. Air klorit memiliki pH mendekati netral,
kandungan Cl sebesar 0.1 - >1 wt%, CO2 3 wt%, dan H2S
10 – 100 ppm (Seward, 1973; Seward dan Barnes, 1997). Lingkungan alterasi
dengan sistem air klorit ini terdiri atas kuarsa, albit, adularia, illit,
klorit, pirit, kalsit, dan epidot (Barton et al., 1977; Giggenbach, 1997).
Kelimpahan mineral alterasi propilitik dapat terbentuk ketika fluida mengalami
kesetimbangan dengan batuan dan mineral penggantinya (Giggenbach, 1997). Pada
lingkungan boiling (pendidihan) di atas terbentuk kuarsa, adularia, dan kalsit platy pada bukaan dan channel
subvertikal untuk fluida terdidihkan yang mendingin. Sistem air klorit yang
berpotongan dengan topografi juga akan membentuk silika sinter.
Sistem air sulfat dan air karbonat terbentuk pada
lingkungan air tanah seperti ilustrasi di atas. Sistem air sulfat merupakan salah satu sistem
fluida geotermal yang umumnya tidak diinginkan. Sistem ini terbentuk dari
pelarutan H2S(g) pada air tanah di kedalaman yang relatif
dangkal sehingga umumnya dapat teroksidasi membentuk H2SO4.
Air sulfat memiliki karakteristik pH ~2, konsentrasi sulfat ~1000 mg/kg, dan
temperatur relatif rendah (~1000C). Alterasi akibat air sulfat
membentuk kelimpahan mineral alterasi argilik lanjut, seperti opal
(kristobalit), alunit, kaolinit, dan pirit (Schoen et al., 1974). Sistem air karbonat terbentuk dari pengayaan CO2.
Air karbonat memiliki karakteristik dengan kandungan CO2 >1wt%,
temperatur ~1500 dan berasal dari kedalaman yang dangkal. Alterasi
yang terbentuk adalah daerah alterasi argilik dengan kelimpahan mineral terdiri
atas mineral lempung, seperti illit, illit-smektit, smektit, dan kaolinit),
kalsit, dan siderit. Salah satu contoh lingkungan ini adalah Broadlands-Ohaaki.
Alterasi
|
Mineralogi
|
Pembentukan dan asal
|
Propilitik
|
Kuarsa, K-feldspar (adularia),
albit, illit, klorit, kalsit, epidot, pirit
|
Terbentuk pada temperatur >2400C oleh air ber-pH mendekati netral
|
Argilik
|
Illit, smektit, klorit, interlayered clays, pirit, kalsit (siderit), kalsedoni
|
Terbentuk pada temperatur <1800C pada
selubung dan lingkungan yang relatif lebih dangkal oleh air kaya CO2 (steam-heated)
|
Argilik
lanjut (steam-heated)
|
Opal, alunit, kaolin, pirit,
markasit
|
Terbentuk pada temperatur <
1200C, dekat muka air tanah dan
pada lingkungan yang dekat permukaan air acid-sulfate, dapat dijumpai sebagai silika sinter pada
lingkungan geotermal
|
Argilik
lanjut (magmatic hydrothermal)
|
Kuarsa, alunit, dickite, piropilit (diaspor, zunyit)
|
Terbentuk pada temperatur >2000C
oleh fluida magmatik asam langsung
|
Argilik
lanjut (supergene)
|
Alunit, kaolin, halloysit,
jarosit, Fe-oksida
|
Terbentuk pada temperatur < 400C
akibat pelapukan dan oksidasi batuan pembawa sulfida
|
Sistem magmatik hidrotermal merupakan salah satu sistem aktif dari lingkungan hidrotermal. Fluida magmatik ini merupakan sumber fluida untuk lingkungan geotermal dan epitermal. Kondisi langsung fluida magmatik dapat diamati melalui kenampakan permukaan pada gas di fumarole yang bersuhu 1000 hingga >8000C, sumber air panas asam, dan batuan teralterasi karena erupsi eksplosif. Intursi yang relatif dangkal dari fluida ini akan membentuk kelimpahan mineral alterasi, berupa alunit, piropilit, dickite, kuarsa, anhidrit, diaspor, dan topaz. Sistem ini dikenal sebagai sistem fluida dominan yang kaya gas, seperti H2S dan H2SO4. Pada kondisi ini, tidak dapat terbentuk silika sinter karena kondisi asam yang menghambat silika polimerisasi dan deposisi silika amorf (Fournier, 1985).
Alterasi lanjut dapat didefinisikan berdasarkan
morfologi, kelimpahan mineralogi, dan zonanya. Alterasi
lanjut dapat dibedakan menjadi tiga sumber, yaitu fluida magmatik, steam heated, dan pelapukan. Alterasi
lanjut akibat fluida magmatik terbentuk setelah batuan terbentuk dimana
biasanya memotong stratigrafi dan mengikuti struktur – struktur bersudut
tinggi. Pada batuan yang permeabel, alterasi yang terbentuk berupa lapisan. Lapisan
argilik akibat steam heated biasanya
membentuk ‘selimut’ dengan ketebalan 10 – 20 m. Sama halnya dengan steam heated, alterasi argilik akibat pelapukan
juga membentuk selimut yang mengikuti topografi, seperti rekahan sub-vertikal.
Sistem alterasi endapan epithermal low sulfidation. |
Mineralisasi epitermal dapat dibagi berdasarkan kelimpahan alterasinya. Endapan epitermal sulfidasi rendah dikenal dari mineral kuarsa ± kalsit ± adularia ± illit. Endapan iini terbentuk oleh air klorit pH mendekati netral, seperti sistem geotermal. Pada skala regional untuk kedalaman (>400 m bawah muka air tanah), alterasi terbentuk propilitik. Pada skala menengah (400 – 150 m bawah muka air tanah), terjadi peningkatan mineral aluminosilikat yang mencerminkan penurunan temperatur dan membentuk zona lempung (illit hingga smektit) dan zeolit (wairakit – heulandit – mordenit). Pada umumnya, pada host rock berpermeabilitas rendah, alterasi akan melingkupi urat dan veinlets, berupa kuarsa, adularia, illit dan pirit. Pada kedalaman dangkal (150 – 0 bawah muka air tanah), terbentuk selimut argilik, illit, dan lempung lainnya (dengan atau tanpa pirit disseminated, karbonat, minor barit, dan minor anhidrit), terutama pada host rock volkanik dan melingkupi tubuh bijih. Argilik lanjut berupa steam heated dapat terbentuk pada lingkungan dangkal, dekat paleowatertable dan paleosurface.
Sistem alterasi endapan epithermal high sulfidation. |
Endapan epitermal sulfidasi tinggi dikenal dari mineral kuarsa ± alunit ± piropilit ± dickite ± kaolinit. Endapan ini umumnya menunjukkan tesktur vuggy yang merupakan produk alterasi fluida asam secara intensif. Fenokris dan fragmen litik lainnya mengalami pelindian dan pelarutan. Pada gambar di atas, alterasi melingkupi inti silicic (batuan terlindikan dan silifikasi), alunit, dickite, dan kaolinit atau piropilit, serta smektit atau illit. Alterasi terbentuk memanjang secara lateral dari 1 hingga >100 m. Alterasi propilitik meluas dan melingkupi badan bijih teralterasi asam. Zona illit dan piropilit dapat meluas hingga di bawah deposit. Perubahan kelimpahan mineral alterasi menggambarkan netralisasi fluida asam oleh interaksi dengan air dan batuan, serta pendinginan. Pada level dangkal, argilik lanjut steam heated yang terbentuk menandai paleowatertable.
No comments:
Post a Comment