2017-03-24

Identifikasi Mineral Secara Megaskopis #2

Dalam pengecekan sebelumnya, ada beberapa hal lain yang juga dapat kita analisis dalam identifikasi mineral secara megaskopis. Pemahaman ini akan membantu kita untuk semakin mengenal mineral yang kita tidak tahu sebelumnya. 

Kekerasan
Kekerasan merupakan salah satu sifat properties yang diuji dengan cara menggoreskan permukaan mineral dengan alat uji tertentu. Kekerasan bukan merupakan sifat mineral yang unik, melainkan dapat dimiliki bersama dengan mineral lain. Kekerasan adalah tolok ukur terhadap kekuatan struktur mineral relatif terhadap kekuatan ikatan kimianya. Akan tetapi, kekerasan tidak sama dengan kegetasan yang hanya dipengaruhi oleh struktur mineral saja. Mineral terkeras cenderung untuk memiliki ikatan kovalen kuat. Mineral yang lembut memiliki ikatan van der Waals dan ikatan logam. 

Earth Review
Dalam pengujiannya, kekerasan dinyatakan dengan skala Mohs. Prinsip yang digunakan sama, yaitu mineral yang lebih keras dapat menggores mineral yang  lebih lembut. Skala mohs terdiri dari talk, gypsum, kalsit, fluorit, apatit, ortoklas, kuarsa, topaz, korundum dan intan. Dari talk hingga ke intan, tingkat kekerasan semakin bertambah. Alat uji skala Mohs telah tersedia dalam satu kesatuan untuk mempermudah dalam pengujian. Akan tetapi, jika tidak dimiliki alat tersebut, dapat menggunakan material lain yang umum dengan kekerasan yang telah diketahui, seperti goresan kuku (2.5) dan paku baja (5.5). Dengan demikian, hasil yang diperoleh adalah tingkat kekerasan relatif terhadap kekerasan benda tersebut.

Sistem Kristal
Mineral terbentuk dari kristal yang berbeda. Bentuk kristal memberikan pengaruh penting dalam indentifikasi mineral. Bentuk kristal dipengaruhi oleh struktur kristal mineral dan pengaturan komponen atom atau ionnya. Mineral akan membentuk kristal yang konsisten dengan kelas simetrinya masing – masing sesuai struktur yang dimiliki. sistem kristal terbagi menjadi 7 sistem utama. Sistemnya terdiri atas isometric, tetragonal, hexagonal, trigonal, ortorombik, monoklin, triklin, amorf. 
www.mineralmuseum.org.au

Specific Gravity
Specific gravity berkaitan dengan massa mineral terhadap massa sejumlah air atau dapat dikatakan sebagai densitas material. Specific gravity merupakan tidak terukur karena densitas mineral dibagi dengan densitas air sehingga semua unit hilang. SG merupakan hasil perbandingan terhadap air. Jika sebuah mineral memiliki SG 2, berarti densitas mineral tersebut adalah 2 kali densitas air. Percobaan sederahan dapat dilakukan untuk mengukur nilai SG dari mineral. Ukur massa dari mineral menggunakan neraca. Lalu siapkan 1 gelas ukur (ukuran disesuaikan besarnya mineral) dan isi dengan air hingga level tertentu, misalnya 500 mL. Masukkan mineral dan catat level kenaikan akhir air. Rumus sederhananya:

Specific gravity (SG) = massa mineral : berat dari air yang dipindahkan saat pengukuran

Magnetisme
Magnetisme dapat dikatakan tidak terlalu relevan terhadap identifikasi minera, tetapi cukup membantu dalam membuat identifikasi. Sifat kemagnetan yang unik inilah dimanfaatkan untuk mengidentifikasi mineral tersebut. 

www.radford.edu

Reaksi terhadap asam
Reaksi terhadap asam sangat membantu dalam mengidentifikasi beberapa mineral karbonat dan zeolit. Asam klorida (HCl) yang digunakan akan bereaksi dengan karbonat dan menghasilkan gelembung dan karbon dioksida dalam waktu singkat. Pada mineral zeolit, reaksi tidak langsung terjadi karena adanya komponen silika sehingga membutuhkan jeda 5 – 10 menit.

http://depthome.brooklyn.cuny.edu/geology/core332/minerals.htm

No comments:

Post a Comment