2017-03-24

Identifikasi Mineral Secara Megaskopis

Secara megaskopis, mineral dapat diidentifikasi melalui sifat fisik atau propertiesnya. Sifat fisik ini akan memberikan informasi yang unik di tiap mineral dan sama untuk mineral yang sama. Properties ini memiliki kemungkinan hasil yang baik sehingga dua mineral yang sama pun dapat teridentifkasi sebagai mineral yang berbeda. Hal ini sangat membantu dalam mengidentifikasi mineral yang tidak diketahui. Beberapa bagian dari identifikasi mineral yang dapat dilakukan:

Warna
Dalam identifikasi, warna mengarahkan pada warna mineral secara langsung yang ditangkap oleh mata. Akan tetapi, warna juga sering menjadi penyebab kebingungan pada identifikasi langsung pada mineral. Warna pada mineral disebabkan oleh kemampuan absorpsi cahaya terhadap panjang gelombang yang bervariasi. Prinsip yang digunakan sama dengan pembentukan warna pada pelangi. Ketika cahaya putih memasuki kristal, sebagian akan diserap dan sebagian lagi akan dipantulkan keluar. Akibatnya, cahaya putih yang tertinggal di kristal tidaklah putih lagi, tetapi menjadi beberapa warna. Secara atomik, hal ini dipengaruhi oleh kemampuan elektron dalam menyerap panjang gelombang tertentu saja. Setiap panjang gelombang akan memiliki tingkatan energi masing – masing. Akibatnya setiap ikatan atomik, akan memproduksi warna masing – masing. Selain itu, warna suatu mineral juga dipengaruhi oleh pengotor dalam mineral tersebut. Hal ini menjadikan warna gores penting dalam identifikasi mineral.
Warna gores
Warna gores berkaitan erat dengan warna, tetapi berbeda karena warna gores dapat berbeda dengan warna kenampakan langsungnya. Warna gores adalah warna dari bubuk mineral. Pengujian warna gores ini dilakukan dengan cara menggoreskan mineral pada porselen, lalu melihat warna yang tertinggal. Warna gores dan warna kenampakan yang berbeda disebabkan oleh banyak faktor. Pertama, pada beberapa mineral translucent, warnanya karena adanya trace elemen. Akan tetapi, ketika dilakukan uji warna gores akan menunjukkan warna putih seperti warna gores untuk mineral translucent pada umumnya. Hal ini karena kristal – kristal kecil lebih melekat dibanding kristal besar dan perputaran saat gores yang menyisakan bubuk akan menyebabkan efek trace elemen hilang sehingga berwarna putih. Kedua, struktur mineral dapat mempengaruhi, baik warna luar dan warna goresnya.

Dari ki-ka: pyroxene, hematite, limonite, magnetite, amphibole
http://minerva.union.edu/hollochk/c_physicalgeology/mineral.htm


Kilap
Kilap merupakan deksripsi terhadap hasil dari interaksi cahaya terhadap permukaan kristal. Secara megaskopis, kilap menunjukkan bagaimana suatu mineral tampak. Kilap berhubungan dengan transparansi, kondisi permukaan, crystal habit dan indeks refraksi. Secara umum, kilap dibagi menjadi kilap logam dan kilap non logam. Kilap logam terdiri dari kilap logam dan kilap sub-logam. Kilap non logam, antara lain terdiri dari kilap tanah (dull), adamantine, kilap mutiara, dan kilap kaca.

http://www.galleries.com/minerals/property/luster.htm

Transparansi
Transpransi adalah fungsi dari cara cahaya berinteraksi terhadap permukaan material. Interaksi yang ditimbulkan yaitu transparan, translucent, dan opak. Hal ini didasarkan dari kemampuan cahaya untuk diteruskan atau dipantulkan oleh permukaan mineral tersebut. Mineral disebut sebagai transparan jika cahaya yang diberikan,diteruskan tanpa terganggu. Ketika cahaya yang diberikan masuk dan sedikit terganggu saat diteruskan disebut sebagai translucent. Mineral opak adalah mineral yang tidak dapat meneruskan cahaya yang diterimanya. 

http://www.galleries.com/minerals/property/transpar.htm

Belahan
Belahan merupakan pecahan halus yang terjadi pada bidang kristal. Semua belahan pasti paralel terhadap bidang kristalnya, meskipun tidak selalu terbentuk. Karakter belahan digambarkan berdasarkan seberapa mudah belahan dapat terbentuk, yaitu dari sempurna, tidak sempurna, baik, distinct, indistinct dan buruk. Belahan disebut basal jika terjadi dalam bentuk tegak lurus terhadap sumbu utama mineral dan prismatik jika paralel. Kontrol pada belahan adalah struktur kristalnya, seperti trigonal, tetragonal atau hexagonal. Sudut antara belahan penting untuk diketahui dalam indentifikasi dari tipe belahan. Tiga arah belahan dalam satu mineral dapat dikategorikan sebagai belahan kubik, belahan rhombik  dan  prismatik.

http://depthome.brooklyn.cuny.edu/geology/core332/minerals.htm

Retakan
Retakan menggambarkan arah mineral akan pecah. Retakan berbeda dengan belahan karena retakan terjadi di semua mineral. Arah belahan yang sangat banyak dapat mengurangi kenampakan retakan pada permukaan. Mineral berbeda akan retak pada arah yang berbeda dan meninggalkan pada permukaan yang dapat dikenali. Oleh karena itu, retakan umumnya dapat dikenali melalui permukaan bagian bekas belahnya. 
Conchoidal

1 comment: