2017-03-24

Tips Karir di Tambang (Baru Lulus)

Pengalaman sebagai anak baru menunjukkan bahwa bekerja di sektor pertambangan tidak hanya melulu soal teknis pertambangan yang akan dihadapi. Pada titik awal perkenalan masuk dunia tambang, bagi mereka yang memilih jalur teknis maka akan langsung diperhadapkan dengan kondisi nyata lapangan tambang yang sesungguhnya. Ada beragam suku bangsa, budaya, latar belakang dan pengalaman yang akan membuat pekerjaan akan semakin berwarna. 

Persiapan - persiapan yang mungkin harus dipikirkan oleh banyak kawan - kawan yang baru lulus sebaiknya tidak hanya persoalan teknis di lapangan. Persiapan mental dan kecerdikan non teknis sangatlah dibutuhkan. Di sini, soft skill kita diuji dan semakin dipertajam. Komunikasi adalah kunci pertama yang saya banyak pelajari dari pengalaman sendiri maupun beberapa rekan lainnya. Tata cara berkomunikasi kawan - kawan yang baru lulus umumnya masih akan sangat terbawa dengan lingkungan kampus. Ya sebenarnya sangat wajar. Namun, kita akan dituntut untuk mampu beradapatasi dengan cepat dan terus meningkatkan kemampuan komunikasi kita kepada semua pihak. Bagi mereka yang ditaruh di bagian operasi penambangan, ini merupakan hal penting yang akan dihadapi sehari - hari. Bahkan bisa saja, banyak planning tambang tidak jalan karena kemampuan komunikasi kita yang belum tepat kepada anggota tim kita. Komunikasi yang baik dan tepat jadi kunci utama dalam pekerjaan di lapangan.

Selain itu, kemauan kita mendengar juga perlu diasah. Dalam beberapa hal, kita memang tidak semuanya tahu. Akan tetapi, tidak berarti kita tidak mau mendengarkan orang lain dalam hal pekerjaan. Hal ini yang perlu juga dilatih sebagai salah satu soft skill. Kemauan mendengar dan memilah apa yang didengar adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Latihan ini terasa mudah mungkin karena kita terbiasa bergaul, tetapi penerapannya akan berbeda di lingkungan yang satu dan lain. Lingkungan tambang identik dengan lingkungan yang keras (bukan kekerasan!) dan butuh pendekatan yang juga berbeda. Cerdik mendengar dan memilah akan mengarahkanmu lebih baik. Latar belakang beragam yang dihadapi setiap hari tidak mungkin akan terasa selalu mudah, maka bergaullah dengan bijak dan mendengarkan orang lain. 

Selanjutnya, percaya kemampuanmu. Benar tidak semua hal di lapangan ada di text book kuliah, terus mengapa harus kuliah? Nah di sinilah letak fungsinya. Sekolah mengajarkan kita pola pikir dan dasar keilmuan. Segala sesuatu yang kita temui di lapangan bila ditarik ke akar permasalahannya, maka semua telah pernah dijelaskan dalam masing - masing keilmuan kita sebagai dasar. Mungkin kita menemukan beragam permasalahan yang tampaknya ini sulit, tapi tariklah nafas dan berpikir sejenak. Akar permasalahan yang ada di lapangan pasti ada penjelasannya di salah satu waktu yang pernah kita dapatkan selama kuliah. Tidak ada yang sia - sia dalam belajar, tetapi kembali lagi kepada kita bagaimana mengaplikasikan ilmu tersebut dengan cara yang sederhana dan aplikatif. Permasalahannya adalah kebanyakan dari kita, (termasuk saya) sewaktu lulus akan lebih terfokus pada kondisi ideal dalam penyelesaian permasalahan. Pola pikir dalam penyelesaian masalah penting dan modalnya sudah kita pegang

Selamat mencoba! Your career is your own responsibility. 

Identifikasi Mineral Secara Megaskopis #2

Dalam pengecekan sebelumnya, ada beberapa hal lain yang juga dapat kita analisis dalam identifikasi mineral secara megaskopis. Pemahaman ini akan membantu kita untuk semakin mengenal mineral yang kita tidak tahu sebelumnya. 

Kekerasan
Kekerasan merupakan salah satu sifat properties yang diuji dengan cara menggoreskan permukaan mineral dengan alat uji tertentu. Kekerasan bukan merupakan sifat mineral yang unik, melainkan dapat dimiliki bersama dengan mineral lain. Kekerasan adalah tolok ukur terhadap kekuatan struktur mineral relatif terhadap kekuatan ikatan kimianya. Akan tetapi, kekerasan tidak sama dengan kegetasan yang hanya dipengaruhi oleh struktur mineral saja. Mineral terkeras cenderung untuk memiliki ikatan kovalen kuat. Mineral yang lembut memiliki ikatan van der Waals dan ikatan logam. 

Earth Review
Dalam pengujiannya, kekerasan dinyatakan dengan skala Mohs. Prinsip yang digunakan sama, yaitu mineral yang lebih keras dapat menggores mineral yang  lebih lembut. Skala mohs terdiri dari talk, gypsum, kalsit, fluorit, apatit, ortoklas, kuarsa, topaz, korundum dan intan. Dari talk hingga ke intan, tingkat kekerasan semakin bertambah. Alat uji skala Mohs telah tersedia dalam satu kesatuan untuk mempermudah dalam pengujian. Akan tetapi, jika tidak dimiliki alat tersebut, dapat menggunakan material lain yang umum dengan kekerasan yang telah diketahui, seperti goresan kuku (2.5) dan paku baja (5.5). Dengan demikian, hasil yang diperoleh adalah tingkat kekerasan relatif terhadap kekerasan benda tersebut.

Sistem Kristal
Mineral terbentuk dari kristal yang berbeda. Bentuk kristal memberikan pengaruh penting dalam indentifikasi mineral. Bentuk kristal dipengaruhi oleh struktur kristal mineral dan pengaturan komponen atom atau ionnya. Mineral akan membentuk kristal yang konsisten dengan kelas simetrinya masing – masing sesuai struktur yang dimiliki. sistem kristal terbagi menjadi 7 sistem utama. Sistemnya terdiri atas isometric, tetragonal, hexagonal, trigonal, ortorombik, monoklin, triklin, amorf. 
www.mineralmuseum.org.au

Specific Gravity
Specific gravity berkaitan dengan massa mineral terhadap massa sejumlah air atau dapat dikatakan sebagai densitas material. Specific gravity merupakan tidak terukur karena densitas mineral dibagi dengan densitas air sehingga semua unit hilang. SG merupakan hasil perbandingan terhadap air. Jika sebuah mineral memiliki SG 2, berarti densitas mineral tersebut adalah 2 kali densitas air. Percobaan sederahan dapat dilakukan untuk mengukur nilai SG dari mineral. Ukur massa dari mineral menggunakan neraca. Lalu siapkan 1 gelas ukur (ukuran disesuaikan besarnya mineral) dan isi dengan air hingga level tertentu, misalnya 500 mL. Masukkan mineral dan catat level kenaikan akhir air. Rumus sederhananya:

Specific gravity (SG) = massa mineral : berat dari air yang dipindahkan saat pengukuran

Magnetisme
Magnetisme dapat dikatakan tidak terlalu relevan terhadap identifikasi minera, tetapi cukup membantu dalam membuat identifikasi. Sifat kemagnetan yang unik inilah dimanfaatkan untuk mengidentifikasi mineral tersebut. 

www.radford.edu

Reaksi terhadap asam
Reaksi terhadap asam sangat membantu dalam mengidentifikasi beberapa mineral karbonat dan zeolit. Asam klorida (HCl) yang digunakan akan bereaksi dengan karbonat dan menghasilkan gelembung dan karbon dioksida dalam waktu singkat. Pada mineral zeolit, reaksi tidak langsung terjadi karena adanya komponen silika sehingga membutuhkan jeda 5 – 10 menit.

http://depthome.brooklyn.cuny.edu/geology/core332/minerals.htm

Identifikasi Mineral Secara Megaskopis

Secara megaskopis, mineral dapat diidentifikasi melalui sifat fisik atau propertiesnya. Sifat fisik ini akan memberikan informasi yang unik di tiap mineral dan sama untuk mineral yang sama. Properties ini memiliki kemungkinan hasil yang baik sehingga dua mineral yang sama pun dapat teridentifkasi sebagai mineral yang berbeda. Hal ini sangat membantu dalam mengidentifikasi mineral yang tidak diketahui. Beberapa bagian dari identifikasi mineral yang dapat dilakukan:

Warna
Dalam identifikasi, warna mengarahkan pada warna mineral secara langsung yang ditangkap oleh mata. Akan tetapi, warna juga sering menjadi penyebab kebingungan pada identifikasi langsung pada mineral. Warna pada mineral disebabkan oleh kemampuan absorpsi cahaya terhadap panjang gelombang yang bervariasi. Prinsip yang digunakan sama dengan pembentukan warna pada pelangi. Ketika cahaya putih memasuki kristal, sebagian akan diserap dan sebagian lagi akan dipantulkan keluar. Akibatnya, cahaya putih yang tertinggal di kristal tidaklah putih lagi, tetapi menjadi beberapa warna. Secara atomik, hal ini dipengaruhi oleh kemampuan elektron dalam menyerap panjang gelombang tertentu saja. Setiap panjang gelombang akan memiliki tingkatan energi masing – masing. Akibatnya setiap ikatan atomik, akan memproduksi warna masing – masing. Selain itu, warna suatu mineral juga dipengaruhi oleh pengotor dalam mineral tersebut. Hal ini menjadikan warna gores penting dalam identifikasi mineral.
Warna gores
Warna gores berkaitan erat dengan warna, tetapi berbeda karena warna gores dapat berbeda dengan warna kenampakan langsungnya. Warna gores adalah warna dari bubuk mineral. Pengujian warna gores ini dilakukan dengan cara menggoreskan mineral pada porselen, lalu melihat warna yang tertinggal. Warna gores dan warna kenampakan yang berbeda disebabkan oleh banyak faktor. Pertama, pada beberapa mineral translucent, warnanya karena adanya trace elemen. Akan tetapi, ketika dilakukan uji warna gores akan menunjukkan warna putih seperti warna gores untuk mineral translucent pada umumnya. Hal ini karena kristal – kristal kecil lebih melekat dibanding kristal besar dan perputaran saat gores yang menyisakan bubuk akan menyebabkan efek trace elemen hilang sehingga berwarna putih. Kedua, struktur mineral dapat mempengaruhi, baik warna luar dan warna goresnya.

Dari ki-ka: pyroxene, hematite, limonite, magnetite, amphibole
http://minerva.union.edu/hollochk/c_physicalgeology/mineral.htm


Kilap
Kilap merupakan deksripsi terhadap hasil dari interaksi cahaya terhadap permukaan kristal. Secara megaskopis, kilap menunjukkan bagaimana suatu mineral tampak. Kilap berhubungan dengan transparansi, kondisi permukaan, crystal habit dan indeks refraksi. Secara umum, kilap dibagi menjadi kilap logam dan kilap non logam. Kilap logam terdiri dari kilap logam dan kilap sub-logam. Kilap non logam, antara lain terdiri dari kilap tanah (dull), adamantine, kilap mutiara, dan kilap kaca.

http://www.galleries.com/minerals/property/luster.htm

Transparansi
Transpransi adalah fungsi dari cara cahaya berinteraksi terhadap permukaan material. Interaksi yang ditimbulkan yaitu transparan, translucent, dan opak. Hal ini didasarkan dari kemampuan cahaya untuk diteruskan atau dipantulkan oleh permukaan mineral tersebut. Mineral disebut sebagai transparan jika cahaya yang diberikan,diteruskan tanpa terganggu. Ketika cahaya yang diberikan masuk dan sedikit terganggu saat diteruskan disebut sebagai translucent. Mineral opak adalah mineral yang tidak dapat meneruskan cahaya yang diterimanya. 

http://www.galleries.com/minerals/property/transpar.htm

Belahan
Belahan merupakan pecahan halus yang terjadi pada bidang kristal. Semua belahan pasti paralel terhadap bidang kristalnya, meskipun tidak selalu terbentuk. Karakter belahan digambarkan berdasarkan seberapa mudah belahan dapat terbentuk, yaitu dari sempurna, tidak sempurna, baik, distinct, indistinct dan buruk. Belahan disebut basal jika terjadi dalam bentuk tegak lurus terhadap sumbu utama mineral dan prismatik jika paralel. Kontrol pada belahan adalah struktur kristalnya, seperti trigonal, tetragonal atau hexagonal. Sudut antara belahan penting untuk diketahui dalam indentifikasi dari tipe belahan. Tiga arah belahan dalam satu mineral dapat dikategorikan sebagai belahan kubik, belahan rhombik  dan  prismatik.

http://depthome.brooklyn.cuny.edu/geology/core332/minerals.htm

Retakan
Retakan menggambarkan arah mineral akan pecah. Retakan berbeda dengan belahan karena retakan terjadi di semua mineral. Arah belahan yang sangat banyak dapat mengurangi kenampakan retakan pada permukaan. Mineral berbeda akan retak pada arah yang berbeda dan meninggalkan pada permukaan yang dapat dikenali. Oleh karena itu, retakan umumnya dapat dikenali melalui permukaan bagian bekas belahnya. 
Conchoidal

2017-03-21

Jalan - Jalan Santai Edisi #2

Mengapa mereka benci tambang?

Bunda dan anak melanjutkan perjalanan dengan sepedanya. Sambil mengarah ke pinggir jalan yang menjual es kelapa muda di warung makan pinggir jalan. Menikmati hari minggu yang rasanya tidak lekas hilang dimakan waktu. Sang anak kembali bertanya pada Bunda tentang apa yang baru saja mereka lalui. 

Compound Chem

'Bunda, ingatkan aku lagi tambang yang baik seharusnya bagaimana? Lingkungan bukannya jadi rusak?'

Bunda tersenyum. 'Boleh. Tambang itu pada dasarnya tidak bisa kita pisahkan dari kehidupan manusia. Mengapa? Kamu tahu anakku?'

'Karena barang tambang yang banyak bantu kita?'

'Betul sekali. Hampir seluruh barang yang kita gunakan berasal dari tambang. Sepeda yang kamu gunakan adalah hasil tambang. Pensil untuk kamu sekolah adalah hasil dari barang tambang. Baju yang kamu gunakan adalah hasil tambang. Handphone yang sedang kamu pegang pun adalah hasil tambang. Hampir seluruh yang kamu lihat di sini juga hasil tambang anakku, mulai dari sendok, garpu, sedotan, gelas, pisau, kursi. Pada dasarnya hidup manusia jika tidak menambang, maka dia pasti menanam.'

'Lalu, mengapa tambang jadi musuh ya Bunda?'

'Banyak hal terkait dengan tambang, anakku. Mari kita bayangkan saat kamu memiliki sekotak kue lezat dengan bentuk yang lucu di kamar dan kamu menatanya dengan sangat baik, lalu isinya dimakan dengan sembarangan oleh temanmu tanpa membagi kepadamu dan kotaknya tidak dirapihkan, kamu akan marah atau tidak?'

'Marah, Bunda. Kuenya sudah diambil, kotor semua tempat aku dan tidak dirapihkan kembali setelahnya. Aku tidak suka, Bunda.'

'Begitu juga sayang dengan penambangan sayang. Ada banyak orang - orang yang menambang di luar sana yang kurang bertanggung jawab. Akhirnya, sisa - sisa penambangan merusak lingkungan dan membuat banyak pihak pasti tidak suka. Manfaatnya pun tidak terasa sama sekali kepada pemilik utamanya juga, seperti kamu yang memiliki kue yang sudah Bunda berikan sebelumnya. Orang - orang daerah yang sudah memiliki wewenang merasa semuanya sudah memberikan tapi tidak dibagi dan disisakan pekerjaan rumah untuk merapihkannya kembali. Seringkali itu yang terjadi sayang.'

'Pasti Bunda, aku juga tidak suka kalau sudah diberikan tapi jadinya aku juga yang harus kesulitan.'

'Itulah manusia sayang. Mengelola sumberdaya Indonesia yang luas ini memang tidak mudah. Dari yang kecil saja, ternyata itu adalah barang tambang seperti batukapur dan jumlahnya sangat banyak. Lalu kamu bisa membayangkan bagaimana harus menata banyak teman - temanmu yang diberikan kotak - kotak kue kesayanganmu.'

'Benar, Bunda. Banyak sekali. Aku bingung bagaimana menata kotak kue sebanyak ini, apalagi kawan - kawanku yang meminta kuenya, Bunda. Aku tidak mau mereka seenaknya makan dan menyuruhku membersihkannya.'

'Jangan bingung, nanti kita diskusikan lagi ya. Bunda pun masih punya janji jelaskan yang seharusnya dalam menambang. Baiklah anakku, sekarang minum dulu air kelapanya.'

'Iya, Bunda. Aku masih penasaran.'


2017-03-20

Jalan - Jalan Santai Edisi #1

If it is not mined, then it shall be grown.

Seorang anak sedang berjalan - jalan dengan sang bunda melintasi perbukitan karst yang menjulang tinggi. Setelah lelah bersepeda dari kota menuju ke lokasi, lalu sang anak pun mulai penasaran dalam terhadap apa yang ia lihat dan rasakan di tengah terjalnya perjalanan yang ditempuh.
 
'Bunda, ku rasa perjalanan ini tidak biasanya? Rute yang berbeda dengan pemandangan yang tak sama?'

'Benar, coba lihat apa yang berbeda?'

'Kita sudah menempuh jarak yang tidak sebentar dari kota hingga ke sini dan aku rasa lokasi ini berbeda sekali dengan perkotaan.'

'Kau lihat di sana, di sepanjangan perbukitan yang tampak sendiri - sendiri menjulang? Itulah yang disebut dengan perbukitan batukapur' jawab sang Bunda sembari menunjuk ke arah perbukitan batukapur yang menjulang di hadapan mereka.

'Lalu apa yang mereka lakukan pada perbukitan itu, Bunda? Tampaknya ada sebagian yang hilang dari bukit - bukit putih itu?' tanya sang anak semakin penasaran.

'Itulah aktivitas penambangan anakku.'

'Mengapa mereka lakukan itu, Bunda?'

'Batukapur adalah salah satu anugerah Tuhan untuk kita. Kita butuh itu untuk kebutuhan kita sehari - hari. Mulai dari pasta gigi, pupuk tanaman, keramik, semen sampai bahan campuran untuk memproses pembuatan logam membutuhkan batukapur. Mau tidak mau kita harus menambangnya. Hanya saja penambangan harus dilakukan dengan bijak. Tidak mungkin Tuhan memberikan tapi tidak untuk diberdayakan, melainkan harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai kaidahnya. Masih ingat kan menambang yang baik seperti apa?'

Kawasan Karst Indonesia Rusak Parah (Media Indonesia)
'hehehe..aku lupa bunda.'

'tidak ada apa - apa sayang, nanti di lain waktu kita diskusikan lagi'

'Tapi bunda, tidak adakah pengganti batukapur untuk semua tadi yang bunda sebutkan?'

'Sayangnya belum ada untuk itu. Batukapur memiliki kandungan CaCO3 yang menjadi katalis yang sangat baik untuk proses peleburan logam. Karena kandungan Ca-nya juga, batukapur sangat membantu untuk pupuk tanaman. Lalu dengan kandungan yang sama juga digunakan untuk industri pasta gigi, bedak dan keramik tadi sayangku. Sejauh ini, bahan pengganti yang efektif dan tidak mahal belum ditemukan.'

'Mengapa demikian, bunda?'

'Terkadang ada beberapa hal yang belum ilmu pengetahuan bisa hasilkan saat ini. itulah mengapa jika dia tidak menambang, manusia pasti hanya akan mengambil dari hasil bumi.'

'ohh begitu ya, bunda. Baiklah, nanti ceritakan lagi bagaimana seharusnya menambang yang baik ya Bunda? hehehe..supaya aku ngga bingung lagi dan lebih kritis'

'Pasti sayang, bunda suka kamu kritis begini. sometime we can not judge from what comes in front of our eyes. Ayo jalan lagi.'

'Pasti bunda. aku juga mau tahu.'

2017-03-17

SOP Penyiapan Sampel Pengamatan

Di Indonesia, penyiapan sampel umumnya dilakukan oleh pihak ketiga yang diminta tolong oleh para mahasiswa. Tak jarang, mahasiswa akhirnya membutuhkan kocek lebih untuk mendanai penelitiannya karena itu. Oleh karena itu, jumlah sampel yang digunakan terbatas dan juga kualitasnya tidak bisa diatur sendiri oleh yang sedang meneliti. Tapi percayalah, kualitas yang dibuat oleh lembaga - lembaga penyedia tersebut semuanya sangat baik, tergantung bagaimana kita memperlakukan sampelnya setelah di tangan kita. 

Melakukan persiapan sampel oleh tangan sendiri memang dirasa tidak mudah apalagi terbayang alatnya seperti apa. Tidak salah juga berpikiran demikian karena saya sendiri juga berpikiran yang sama sebelumnya sampai titik saya harus membuat sampel itu sendiri tanpa bantuan pihak ketiga. Ketika sekolah di Jepang, proses penelitian harus dilakukan sendiri semua oleh yang meneliti dengan mengikuti arahan yang sudah ada untuk masing - masing alat. Aturan yang sama berlaku bagi mahasiswa dari S1 sampai asisten profesor sekalipun. Seluruh pihak yang akan bekerja harus tahu apa yang mereka kerjakan dari yang terkecil dan paling remeh tapi sebenarnya sangat penting untuk menghasilkan data yang baik. 

Berikut tata cara persiapan sampel yang bisa dilakukan jika kamu sedang sekolah di Jepang atau sedang kepikiran untuk membuat alatnya sendiri di Indonesia. 

Cutting
Cutting is one of main processes in the preparing samples. From the big one should be reduced into small part for analysis. The important part from samples, such as sulfides veining or quartz texture, is taken to describe the most representative ones. Cutting process could be divided into bigger diamond saw or small diamond saw one. 
  1. Set diamond saw into the cutter. Ensure the bolts in proper condition. Ensure the diamond saw surface before using it. If it is broken, don’t use it for safety reasons. 
  2. Set water pipe to chill diamond saw when cutting.
  3. Prepare sample and choose the right part that will be analysed.
  4. Run the water flow and cutter. Run cutter by pushing button with foot. 
  5. Put sample in sample holder. Make sure whether sample is moving or not. Try to keep it in stable position.
  6. Move sample holder and cut rock slowly and constantly. Pushing button with foot when cutting continuously. If sample is moving or not stable, the surface will be rough. It implies to polishing process. 
  7. If sample is too big, sample could be cracked by hydraulic pressure.
  8. Cut sample into proper size, about slide glass cover. Cut it slowly and safely. 


Mounted Section
Mounted section is usually to be used to observe faster some ore samples and grain samples. Sulfides samples are well observed with this section. Here are the procedures to do it:


  1. Prepare the samples to be used. In this procedure, grains sample will be used as object. Grains are ruby and sapphire.
  2. Prepare sample holder to mount samples. It consist two parts which can be opened into upper part and bottom part. Both of it should be locked.Clean sample holder with ethanol. Cover sample holder with vaseline to make sample easier removed.
  3. Prepare the mixing resin or epoxy to mount samples. Resin is mixed with hardener with certain composition depend on resin type. It could be 100 ml of resin to 0.5 ml hardener for Epofix. Take digital scale to weigh the glass for resin and hardener mixing. Normalize to zero before weighing resin and hardener. Weigh resin firstly then put hardener based on preferred ratio. Mix fast after putting hardener with plastic stick or toothpick. Rest of epoxy can be stored in refrigerator to keep it in better condition until 3 months or in room temperature for 1 month only. If the frozen one wants to be used again, warm it for short time in hot plate.
  4. Put grains sample into bottom part of sample holder after put epoxy or vaseline. Lock sample holder with upper part.
  5. Put epoxy until 1.0 – 1.2 cm height carefully. If air bubbles are found inside the epoxy, it doesn’t matter as long as lower part in flat surface
  6. Wait for one day or 8 – 12 hours to epoxy get epoxy harden. Heating the samples is not suggested because epoxy colour will change from transparent to yellowish.         
  7. After one night, remove mounted samples from sample holder. Removing can be done by unlocking sample holder and removing sample.
  8. Clean sample before polishing it. 
  9. Polish sample gradually. Polish lower part if it is not flat with coarse grain, #160 or #300. Polish main surface gradually from coarse grain to very fine grain. It is from #160 > #300 > #600 > #800 > #1000 > #2000 > #3000. Polish surface carefully to avoid scratches in minerals, like ruby or sapphire. After polishing in certain grain, wash sample cleanly and carefully. In fine grain, electric cleaner can be used. Check polished surface carefully whether it has been shinny under light source or observe with reflection microscope to get better view of polished minerals part. Try to distinguish natural scratches and made ones. Some minerals have clear natural scratches. Polish edges of mounted sample to reduce sharp parts which can break diamond cover or blanket when polishing with diamond paste.
  10. Polish sample with diamond paste gradually. Clean sample with distilled water carefully or use electric cleaner for 5 – 10 minutes. Diamond polish can be done in two ways. Manual way to be used directly by hand. Second one is using polishing machine. Set polishing machine. Put proper diamond cover before polishing. It could be determine based on what minerals are looked for. It consists to sulfides or silicate cover. Put lubricant inside bottle in the top. Set its rate 1 drop per 30 seconds. Put diamond paste in cover for several drop. Size of diamond paste can be decided from 3 µm to 1 µm. Take 3 µm diamond pastes. Set sample to sample holder to get better height of sample position in machine using double tape. Put sample in the machine by setting it in one of holder and pushing with load. Set speed of machine into 125 or middle speed so sample will not break. Wait for 10 minutes or more to get better polished surface result. After finishing, check again the surface with reflection microscope to identify surface. If it is well polished, remove the sample holder and clean it. 
  11. Clean sample carefully with electric cleaner.
  12. Keep ready mounted sample inside special box. Use diamond pen to put name in the sample and clay to maintain sample position.

Mineral Processing

Main objective of mineral processing in mining industry is to extract and to recover metals from its mineral occurrence in ore. Metals recovered are valuable and economically in mining projects. For example, gold mining operations take and send ore to processing plant to get gold as metal from rock. Mining processing is downstream industry in integrated mining industry system. It consist to several processes from liberation processing to metallurgical extraction or refining. This industry is commonly separated from mining operation process in the field. In projects, company could mine from certain rich resources country and send ores out of mining area as raw materials to be processed. These are known as raw materials exported products in several mining countries like Chile, Peru or Indonesia. Mineral processing is also main process in mining industry which could not be neglected its contribution for countries’ income. Nowadays, mineral processing concepts are used to recycling industries to extract metals from scraped products or also known as urban mining. 
Mining MES
Technology in mineral processing is developing more and more. The challenges given to recover as many as possible metals from any kinds of ore grade in economically project are encouraging technology to be researched and to be applied later. The technology itself could be divided based on processes from comminution (crushing-grinding), screening-classification (separation-extraction and concentration), to concentrate and metallurgical treatment (including refining). Each process has different technology development. Comminution process is to liberate or to unlock mineral from ores before separation. Rod mill, Ball mill and SAG mill as examples are combining in comminutioning process based on particle size and hardness after crushing. Rod mills are suitable for preparation of feed to gravity concentrators, certain flotation processes, magnetic cobbing and ball mills. Actual diameters in use for rods range from 25 to 150mm.  The  smaller the  rods the  larger  is  the  total  surface  area  and  hence  the greater  is  the  grinding  efficiency. Rod  mills  are  normally  run  at  between  50  and 65%  of  the  critical  speed. The  feed  pulp  density  is  usually between  65  and  85%  solids  by  weight,  finer  feeds requiring  lower  pulp  densities. Ball mills. It is final stage of comminution using steel balls as grinding medium, known as ball mills. This is capable for fine grinding finishing because of greater surface area per unit weight than rod mill. The balls could be stone (pebbles, like South African gold mines) or metal which grinds materials by friction and impact with the tumbling balls. Balls has ratio length to diameter about 1 – 1.5 only. 

Based on explanation below, there are several point different among them. Crushing is usually undertaken in dry process and several processes in reduction sizes. Grinding could be done in dry and wet process to provide slurry feed for concentration process. For classification process is to separate mixture of minerals products. Classification is a method of separating mixtures of minerals into 2 or more products on the basis of velocity with which the grain fall through a fluid medium in which is influenced by size, specific gravity and shape of particles.  (Heiskanen, 1993). This is usually applied to minerals which are too fine to be separated by screening. In classification principles, there are two things important influenced namely free settling and hindered settling. Free settling refers to total volume of sinking of particles in volume of fluid. Newton’s law and Stoke’s law are related directly to free settling understanding about velocity factors in different particles size. Hindered settling refers to effects of reducing size effects and increasing density effect on classification. This ratio is always greater than free settling ratio.  These two settlings influence classifier types designed and built to get the most effective one.

The separation could be in many technologies like gravity separation, dense medium separation (DMS), flotation, magnetic separation, electrostatic separation, shape separation and leaching-extraction. Separation is chosen or classified to several factors related physical-chemical characteristics of feed. In metallurgical treatment, processes are classified into pyrometallurgy and hydrometallurgy chosen based on mineral types, like oxide mineral or sulphide mineral. For examples are flotation and solvent extraction-electron winning (SX-EW) in copper processing. Refining is a process to refine and to produce metals as 99.99% quality. All processes in mineral processing are subject to get as many as possible recovered metals economically.

Simplified schematic of an SX plant using Mixer-Settlers (source: postmixing.com)

2017-03-16

Pengukuran Radioaktif di Alam

Bahan-bahan radioaktif alam dapat berperan sebagai sumber radiasi alam. Jadi radiasi pada prinsipnya sudah ada sejak alam ini terbentuk. Secara garis besar, radiasi alam atau sering kali juga disebut sebagai radiasi latar dapat dikelompokkan menjadi dua bergantung pada asal sumbernya, yaitu radiasi teresterial (berasal dari permukaan bumi) dan radiasi ekstra teresterial (berasal dari angkasa luar).
Gamma Scout typ

Dengan memperhatikan nilai T1/2 unsur radioaktif alam ada beberapa unsur radioaktif yang nilai T1/2 nya amat sangat panjang, melebihi perkiraan umur bumi. Unsur radioaktif kelompok ini diduga sudah terbentuk jauh sebelum bumi sendiri terbentuk, yaitu pada saat masih berupa nebula (bagian dari matahari) atau bahkan terbentuk pada saat masih dalam keadaan proto planet yang kemudian dingin dan melahirkan planet bumi sesuai dengan hipotesa mengenai teori terbentuknya bumi ini.
Akibat disintegrasi secara spontan, atom akan mengeluarkan partikel a dan C. Ini merupakan fenomena radioaktif. Emisi ini akan mengubah muatan yang ada seperti a dengan -2, b+ (positron) dengan -1 dan b- (elektron) dengan +1 menjadi elemen lain. Inti atom setelah memancarkan sinar b akan kembali ke kondisi seperti di dalam tanah dan memancarkan partikel lain seperti g. Sinar g merupakan radiasi elektromagnetik yang tidak mengubah muatan. 

Survei radioaktif dilakukan secara sistemeatik ataupun spotting. Pengamat memegang detektor dengan ketinggian 40 – 50 cm di atas tanah. Intensitas dicatat dalam count per minute atau cps dan milirontgens per hour. Intensitas tercatat merupakan efek dari radiasi yang ada di tanah dengan luas yang terbatas. Hasil bacaaan dianggap penting jika nilainya 3 – 4 kali dari background. 

Pilihan Karir Anak Tambang

Setelah tahu berbagai macam kuliah yang dilalui anak tambang, sekolah - sekolahnya dimana saja dan juga saat ini pasti akan banyak pertanyaan setelah lulus akan kemana. Pertanyaan yang sangat wajar dan umum ditanyakan bagi banyak pihak. Jaminan setelah lulus adalah salah satu top alasan utama seseorang dalam memilih jurusan. Oleh karena itu, tidak menjadi suatu keraguan bahwa pengetahuan soal hal tersebut adalah yang paling penting dalam mempertimbangkan sesuatu, seperti melanjutkan kuliah. 

Source Deviantart.com

Lulusan tambang di Indonesia hampir berjumlah 5000 orang setiap tahunnya dari seluruh universitas yang ada di Indonesia, belum ditambah dengan rasio jumlah pekerjaan yang tersedia mungkin tidak sebanyak itu. Tentunya jumlah ini hanya perkiraan semata mengingat tenaga ahli tambang dibutuhkan dari segala level pendidikan untuk mendukung industri secara nasional. Memang kita belum seperti Filipina atau Chili yang sudah "mengekspor" ahli tambang dan geologinya keluar negeri, tetapi setidaknya kita bisa memenuhi dan memaksimalkan kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Dengan jumlahnya yang cukup melimpah, harapan untuk lulusan tambang tidaklah berlebihan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan tentunya sesuai dengan bidang keilmuan. Akan tetapi, tahukah bahwa lulusan tambang itu bisa diterima di berbagai bidang?

https://www.thinglink.com/scene/636935141112938496
  1. Perbankan. Lulusan tambang banyak dibutuhkan di perbankan untuk mengaudit dan menentukan apakah pembiayaan tambang dapat dilakukan atau tidak. Jarang sekali sebuah proyek tambang dapat dibuka tanpa bantuan dari pihak luar untuk mendanai salah satu mega proyek tersebut. Keahlian lulusan tambang dapat membantu penentuan kelayakan sebuah proyek tambang berdasarkan bidang ilmu yang dimilikinya. Ini yang membuat dia lebih dari mereka yang lulusan akuntansi/ekonomi dalam menentukan keputusan. 
  2. Dosen/Pengajar. Bagian ini juga penting untuk mendorong kreativitas dan kemampuan lulusan tambang di seluruh Indonesia. Kebutuhan sumberdaya manusianya tentu harus didukung juga oleh pengajar yang handal dan berkualitas. 
  3. Peneliti. Sama halnya dengan dosen, peneliti di bidang pertambangan dan geologi juga sangat penting dalam menunjang efektivitas penambangan dan eksplorasi. Terlebih mereka dapat berinovasi untuk menjaga negeri melalui penemuan - penemuan handal penunjang aktivitas penambangan. Beberapa lembaga penelitian negara yang siap menampung lulusan tambang ada di LIPI, Batan dan PSG (Pusat Survei Geologi).
  4. Pengambil kebiijakan (DPR, Staf Kementerian ESDM, Inspektur Tambang dan lainnya). Ini juga bagian vital dari rantai industri pertambangan. Aturan yang tidak stabil atau tidak mendukung dengan baik untuk berkembangnya industri ini akan menyulitkan banyak investasi untuk membuka tambang dapat terjadi di Indonesia. Ribut - ribut soal kontrak karya semuanya berakhir di tangan pemberi kebijakan. 
  5. BUMN. Di Indonesia, hanya ada 4 BUMN yang bergerak di pertambangan. Sama halnya dengan perusahaan swasta, pekerjaan yang dilakukan oleh lulusan tambang di BUMN dapat di bidang teknis maupun non teknisnya, misal di business development dan lainnya. Berkarir di BUMN berbeda rasanya dengan perusahaan swasta, setidaknya itu yang saya tahu dari beragam pengalaman yang saya dengar dari banyak pihak. 
  6. Pegawai Swasta. Pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh banyak lulusan tambang. Gaji yang cukup lumayan dan gengsi yang tinggi menempatkan pilihan pekerjaan ini menjadi primadona sejak dulu agar mampu mendongrak penghasilan dan semangat untuk memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi, terutama di bidang teknis pertambangan. Berbagai lulusan tambang memilih pekerjaan di swasta pertambangan maupun perminyakan untuk field engineer. 
  7. Pengusaha. Saat ini pilihan jadi pengusaha adalah pilhan yang paling banyak dilakukan oleh para lulusan tambang, baik yang sudah berpengalaman maupun yang belum berpengalaman. Pilihan usahanya pun bergaram, ada yang masih terkait dengan tambang misalnya kontraktor tambang atau supplier alat berat, tetapi ada juga yang sama sekali tidak berhubungan dengan tambang misalnya perkebunan dan katering. 
  8. Politik. Bagian ini adalah pilihan karir yang tak mudah tapi merupakan kebanyakan pilihan lulusan tambang juga. Pilihan membangun karir di politik dapat dimulai langsung dari awal lulus melalui partai politik atau juga ada yang memulainya setelah bertahun - tahun berorganisasi. Kembali lagi pada niat dan tujuan awal. 
Beberapa lainnya juga memilih untuk menjadi penikmat hidupnya. Tidak ada yang salah karena dari kuliah adalah proses yang dikejar dan dihasilkan melalui usaha yang tidak kenal lelah pastinya. Semangat menjadi seorang tambang.

Sekolah - Sekolah Tambang di Indonesia

Hasil kompilasi beberapa data dan informasi dari rekan dan internet sendiri. Ada sekitar 45 kampus atau universitas yang memiliki Teknik Pertambangan. Berikut ini bisa menjadi pilihan. Sekolah - sekolah ini ada yang menyediakan D3, S1, S2 sampai S3. Silahkan untuk dipertimbangkan seluruh pilihan yang ada sesuai dengan keinginan. 

Institut
  1. Institut Sains dan Teknologi Td Pardede; Jl. Dr. T .D Pardede 8, Kecamatan medan baru
  2. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya; Jl. Arif Rahman Hakim, Klampis Ngasem, Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60117, Indonesia
  3. Institut Teknologi Bandung; Jl. Ganesha No.10, Lb. Siliwangi, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132, Indonesia
  4. Institut Teknologi Medan; Jalan Gedung Arca No.52, Teladan Barat, Medan Kota, Teladan Bar., Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20217, Indonesia
  5. Institut Teknologi Sains Bandung; Kota Deltamas Lot-A1 CBD, Jl. Ganesha Boulevard, Cikarang Pusat, Pasirranji, Cikarang Pusat, Bekasi, Jawa Barat 17530, Indonesia
Univeristas

  1. Universitas 19 November Kolaka; Jl. Pemuda, Tahoa, Kolaka, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara 93561, Indonesia
  2. Universitas Bangka Belitung; Jl. Balunijuk, Balun Ijuk, Merawang, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung 33172, Indonesia
  3. Universitas Cordova;  Jl. Pd. Pesantren No.112, Menala, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, 84455, Indonesia
  4. Universitas Hasanuddin; Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Tamalanrea Indah, Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245, Indonesia
  5. Universitas Veteran Republik Indonesia; Jl. WR. Supratman No. 2, Bulo Gading, Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90171, Indonesia
  6. Universitas Islam Bandung; Jl. Taman Sari No.01, Tamansari, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40116, Indonesia
  7. Universitas Haluoleo; Kampus Hijau Bumi Tridharma, Anduonou, Kambu, Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara 93132, Indonesia
  8. Universitas Jambi; Jl. Lintas Jambi - Muara Bulian Km. 15, Mendalo Darat, Jambi Luar Kota, Kota Jambi, Jambi 36122, Indonesia
  9. Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong; Jalan Gunung Kombeng No. 27, tenggarong, Melayu, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75512, Indonesia
  10. Universitas Lambung Mangkurat; Jl. Brigjen Haji Hasan Basri, Kayu Tangi, Pangeran, Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, kelurahan 70124, Indonesia
  11. Universitas Muara Bungo; Jl. Lintas Sumatera Km 6,, Muara Bungo, Kota Jambi, 37215, Indonesia
  12. Universitas Muhammadiyah Maluku Utara; Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 100, Sasa, Ternate Selatan, Sasa, Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara 97712, Indonesia
  13. Universitas Muhammadiyah Mataram; Jalan KH Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83115, Indonesia
  14. Universitas Mulawarman; Jl. Kuaro, Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Gn. Kelua, Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75119, Indonesia
  15. Universitas Muslim Indonesia (Makassar); Jalan Urip Sumohardjo KM. 5, Panaikang, Panakkukang, Panaikang, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia
  16. Universitas Negeri Padang; Jalan Professor Dokter Hamka, Air Tawar, Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat 25171, Indonesia
  17. Universitas Negeri Papua; Jalan Gunung Salju, Amban, Manokwari Barat, Amban, Manokwari, Kabupaten Manokwari, Papua Bar. 98314, Indonesia
  18. Universitas Nusa Cendana; Jl. Adisucipto, Penfui-Kupang, Lasiana, Klp. Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
  19. Universitas Nusa Tenggara Barat; Jl. Tawak-Tawak, Karang Sukun, Mataram Tim., Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, 83239, Indonesia
  20. Universitas Palangkaraya; Kampus Tunjung Nyaho, Jalan Yos Sudarso, Palangka, Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah 74874, Indonesia
  21. Universitas Sains dan Teknologi Jayapura; Jl. Raya Sentani - Padang Bulan, Abepura, Vim, Abepura, Kota Jayapura, Papua 99224, Indonesia
  22. Universitas Sriwijaya; Jalan Srijaya Negara, Bukit Lama, Ilir Barat I, Bukit Lama, Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30128, Indonesia
  23. Universitas Syiah Kuala; Jalan Teuku Nyak Arief, Darussalam, Kopelma Darussalam, Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh 23111, Indonesia
  24. Universitas Trisakti; Jl. Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11440, Indonesia
  25. Universitas Wahid Hasyim; Jl. Menoreh Tengah X / 22, Sampangan, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50232, Indonesia
  26. UPN Veteran Yogyakarta; Jalan SWK 104, Condongcatur, Depok, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283, Indonesia
Politeknik

  1. Politeknik Geologi dan Pertambangan Agp; Jalan Sulaksana, No. 21, Cicaheum, Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40282, Indonesia
  2. Politeknik Negeri Banjarmarmasin; Jalan Brigjen H. Hasan Basry, Pangeran, Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, 70123, Indonesia
  3. Politeknik Muara Teweh; Jl. Negara Km. 8 Kel. Jingah, Jingah, Teweh Baru, North Barito Regency, Central Kalimantan 73814, Indonesia
  4. Politeknik Ketapang;  Jalan Rangge Sentap, Dalong, Sukaharja, Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat 78112, Indonesia
  5. Politeknik Islam Syekh Salman; Jl. Munggu Kapasan No.212 tambarangan kec. tapin selatan kab. tapin kalimantan s, kabupaten Kab. Tapin, Kalimantan Selatan - Indonesia 71181
  6. Politeknik Halmahera; Desa Wari Ino, Wari Ino, Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara 97762, Indonesia
  7. Politeknik Amamapare; L. C Heatubun, Kwamki Baru, 99910, Kwamki, Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua 99971, Indonesia
Akademi

  1. Akademi Pertambangan Makasar; Ruko Emerald Blok N, JL Boulevard, Makassar, Masale, Panakkukang, Makassar , Sulawesi Selatan,  90231, Indonesia
  2. Akademi Teknik Pembangunan Nasional (Banjarmasin); Jalan Ir P M Noor No 10 Banjar Baru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia
Sekolah Tinggi

  1. Sekolah Tinggi Ilmu Teknik Trisula; Jl. Jend Sudirman, No. 2 RT RT 002/03, Tengah Padang, Tlk. Segara, Kota Bengkulu, Bengkulu 38115, Indonesia
  2. Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang; Jl. Prof. DR. Hamka, No. 121, Parupuk Tabing, Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat 25586, Indonesia
  3. Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia; Jl. Patuha No. 36, Kacapiring, Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat 40271, Indonesia
  4. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta; Jl. Babarsari No. 1, Kel. Catur Tunggal, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, Indonesia
  5. Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (PTK AKAMIGAS STEM); Jl. Gajah Mada No.38 Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah
  6. Sekolah Tinggi Ilmu Teknik Prabumulih;  Jalan Jenderal Sudirman No 234, Prabumulih, Sumatera Selatan, Indonesia

2017-03-15

Konsep Standard Genesa Bahan Galian

Beberapa hal berikut adalah konsep - konsep dasar yang perlu diperhatikan dalam mengenali pelajaran untuk teknik hidrotermal. 

Hypogen adalah terminologi yang menggambarkan endapan yang terbentuk langsung dari magma melalui proses segregasi dan diferensiasi magma. Hypogen dapat diklasifikasikan menjadi endapan magmatik cair, endapan pegmatik, endapan pneumatolitik, dan endapan hidrothermal.

Supergene adalah terminologi yang menggambarkan endapan yang terbentuk akibat konsentrasi bahan galian berharga (bijih) akibat pengendapan kembali secara sekunder, yaitu berasal dari perombakan batuan asal melalui proses – proses pelapukan (kimia atau mekanik), transportasi, pemilahan, dan pengkayaan sehingga menghasilkan endapan bijih tertentu. 

Singenetik adalah teminologi yang menggambarkan endapan yang terbentuk bersamaan dengan pembentukan batuannya. Contohnya adalah iron-rich sedimentary horizon.

Epigenetik adalah terminologi yang menggambarkan endapan yang terbentuk tidak bersamaan dengan pembentukan batuannya atau setelahnya, misalnya vein. 

Host rock adalah terminologi yang menggambarkan batuan yang menjadi ‘tempat’ atau host pembentukan mineral bijih. 

Country rock adalah terminologi yang menggambarkan batuan samping yang letaknya relatif jauh dari badan bijih yang terbentuk atau tidak terkena pengaruh langsung dari terobosan fluida. 

Mineral asosiasi adalah mineral yang terbentuk bersama dengan mineral bijih pada suhu dan tekanan yang relatif sama.

Mineral bijih adalah mineral yang membawa unsur logam tertentu. 

Mineral gangue adalah mineral non logam yang menjadi pengotor dalam bijih dan bagian dari massa batuan. 

Perhitungan Stable Isotope

Setelah mengerti prinsip stabil isotop secara sederhana, pengetahuan akan perhitungan dan aplikasi kegunaannya pun perlu diperhatikan. Hal ini mengingat pentingnya fungsi pengukuran ini, tetapi juga diimbangi dengan harga yang tidak murah untuk pengujian tiap sampelnya. Beberapa laboratorium mematok harga bervariasi untuk masing - masing pengujian isotop yang diinginkan, seperti GNS New Zealand, Actlabs di Kanada dan juga SGS di Kanada. Misalnya GNS di New Zealand, mematok harga 45 NZ$ per sampel air 'clean' untuk pengukuran D dan 18O dengan minimal 30 sampel, sedangkan pengukuran isotop sulfur untuk sulfide mineral adalah 140 NZ$ per sampel. Price list selengkapnya ada di GNS New Zealand untuk mengecek kebutuhan yang disesuaikan. Tentunya seluruh jasa yang diberikan sangat profesional karena saya juga sudah pernah menggunakan jasanya langsung. Pilihan lainnya adalah dapat menggunakan Actlabs dengan mengirimkan sampel ke Kanada langsung. Harga yang ditawarkan juga dapat langsung dicek di Actlabs Geochronology. Pada umumnya, sampel akan kita kirimkan dalam bentuk mineral yang telah "dibersihkan" atau air yang juga telah difilter terlebih dahulu. Hal ini tentunya bergantung dengan penelitian yang dilakukan masing - masing dari topik yang dipilih. 

Data akan diberikan dalam bentuk satuan permil yang umumnya sudah dikalibrasi ke nilai standard masing - masing pengukuran sehingga data dapat langsung digunakan tanpa harus melakukan proses yang berarti. Kelimpahan isotop stabil dinyatakan sebagai rasio 2 isotop yang paling banyak di dalam sampel dibandingkan dengan rasio yang dimiliki oleh material standard. Dengan menggunakan notasi delta, kita dapat mengukur perbedaan dalam rasio terukur dan standard yang nilainya sangat kecil. Nilainya dinyatakan dalam permil untuk menyatakan deviasinya terhadap standard. Nilai positif atau negatif dari nilai rasio akan bergantung kepada rasio standardnya (R). Sebagai contoh perhitungan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
http://www4.nau.edu/cpsil/isotopes.htm 
Seperti telah disebutkan sebelumnya, metode ini sangat berguna bagi mereka yang bekerja dengan endapan hidrotermal dan geotermal. Sebenarnya metode ini juga sangat berguna bagi mereka yang bekerja dengan lingkungan, tetapi harga pengujian yang tidak murah sehingga beberapa pihak belum dapat mengaplikasikannya dengan baik saat ini. Penggunakan isotop stabil misalnya dalam eksplorasi endapan hidrotermal dapat digunakan untuk identidfikasi besaran coexisting water di dalam suatu sistem magma maupun hidrotermal serta memperkirakan evolusi fluida pembentukan bijih dengan mengkombinasikan data yang diperoleh ini dengan metode lainnya, seperti data dari inklusi fluida. Pada beberapa kasus, kita dapat mengambil korelasi antara hasil stabil isotop dari komposisi fluida hidrotermal dengan nilai assay Au dan Ag, distribusi temperaturnya. 

Contoh hubungan antara komposisi isotop d18O dan d2H di dalam fluida hidrotermal, assay Au dan Ag, dan distribusi temperatur, disajikan dalam diagram vertikal untuk sistem endapan Profitis Ilias , Yunani. Sumber: Fluid inclusion thermometric and stable isotope evidence for cryptic boiling in the Profitis Ilias epithermal gold depsoit, Milos: A Potential exploration tool for epithermal gold, 2001.
Variasi komposisi isotop O dan H dalam magma dan air (d18O dan dD, relatif terhadap Standar Mean Ocean Water – SMOW). Sumber: 1Hedenquist, J.W., Lowenstern, J.B., 1994. The role of magmas in the formation of hydrothermal ore deposits. Nature 370, 519–526.

Dengan menggunakan diagram standard kesetimbangan antara isotop delta 18O dan delta D, kita pun dapat memperkirakan kondisi pembentukan bijih di lokasi yang diamati. Tentunya dengan mempertimbangkan juga kondisi geologi dan lainnnya. Metode yang cukup membantu dalam memperkirakan kondisi pembentukan suatu endapan. Selain itu, kunci dari keberhasilan teknik ini pun adalah pada proses sampling dan persiapan sampel yang akan digunakan, terutama dalam mengenali geologi atau latar belakang sampel adalah sangat penting bagi keberhasilan penggunaan data ini. Tidak ada salahnya untuk mencoba menggunakan metode ini dalam mendukung penelitian kalian di bidang hidrotermal. 

Prinsip Stable Isotope

Salah satu teknik pendekatan yang dapat digunakan oleh para economic geology adalah stabil isotop. Metode ini mungkin terdengar kurang familiar di Indonesia tetapi pada dasarnya metode penyelidikan dengan sistem ini sangat umum digunakan dalam penelitian dan eksplorasi bahan galian dan juga geotermal. Saya sendiri tidak mengetahui apakah ada laboratorium umum di Indonesia yang menyediakan jasa pengukurna isotop stabil ini. Secara umum, banyak pihak yang masih memanfaatkan isotop H, O dan C. Stabil isotop C sangat terkenal dalam pengukuran umur batuan atau dikenal juga dengan Carbon Dating. Sebaliknya isotop H dan O sangat akrab dengan mereka yang mengeksplorasi geotermal dan emas untuk menyelidiki sumber air dalam proses pembentukannya.

Isotop itu adalah atom suatu elemen yang nomor massanya berbeda karena perbedaan jumlah neutron dalam nukleusnya. Akibat jumlah neutron yang berlebihan, kondisi isotop tidak stabil sehingga akan memancarkan radioaktif untuk mencapai titik stabilnya. Akan tetapi, ada beberapa isotop yang bersifat stabil di alam bebas karena memiliki nukleus yang stabil. Pengukuran pada isotop - isotop yang stabil inilah yang digunakan dalam pengukuran stable isotope. Contoh karbon (C) yang memiliki 3 isotop stabil, yaitu 12C (6 proton, 6 elektron dan 6 neutron); 13C (6 proton, 6 elektron dan 7 neutron) dan 14C (6 proton, 6 elektron dan 8 elektron). Kelimpahan masing - masing isotop di alam pun beragam, sehingga dalam contoh karbon, kelimpahan 12C dan 14C yang paling tinggi sehingga paling sering digunakan dalam penyelidikan. 


Pada prinsipnya, isotop stabil yang digunakan hingga saat ini adalah C, O, H, N, S, dan beberapa metal seperti Pb dan Cu yang diukur dengan rasio spektroskopi massa isotop gas (gas isotope-ratio mass spectroscopy). Molekul gas akan diionkan di dalam ion source yang akan mengeluarkan elektron dari tiap molekulnya yang menyebabkan tiap molekul memiliki muatan positif. Molekul inilah yang akan masuk ke flight tube yang bentuknya melengkung dan dipisahkan dengan menggunakan magnet. Molekul dengan massa isotop lebih berat akan lebih melengkung dibandingkan yang lebih ringan. Pada bagian ujung spectorscopy terdapat Faraday collector untuk mengukur intensitas tiap berkasi ion yang memberikan massa setelah terpisahkan. Magnet yang dipasng akan menyebabkan ion terdefeksi dengan radius sebanding dengan proporsei massa terhadap rasio muatan ionnya. Muatan juga akan mempengaruhi radius tetapi pada umumnya nilai ini konstan karena ion sourcenya hanya melajurkan 1 elektron dari kebanyakan molekul. 

Contoh pola dispersi ion pada flight tube mass spectrometer untuk CO2 untuk massa 46 (12C, 16O, 18O), 45(13C, 16O, 16O), dan 44 (12C, 16O, 16O). (source http://www4.nau.edu/cpsil/isotopes.htm)

Proses pengujian isotop stabil ini akan memiliki perbedaan untuk tiap unsur yang akan diuji. Keterdapatan unsur dalam sampel juga akan mempengaruji prosedur uji. Pengujian pada beragam wujud sampel, baik padat, cair dan gas akan berbeda satu dengan lainnya. Pengujian unsur yang terlarut juga akan berbeda dalam tata cara pengujiannya. Contoh di bawah adalah pengujian isotop hidrogen atau deutrium. Hasil pengukuran akan dikalibrasi menggunakan nilai dari material standar yang ditentukan sesuai dengan pengujian isotopnya, misalnya Standard Mean Ocean Water (SMOW) untuk isotop H dan O; Pee Dee Belemnite (PDB) untuk isotop C dan O; N dengan atmospheric air dan Canyon Diablo Meteorite (CDM) untuk pengujian S. Material ini tentunya juga disediakan oleh lembaga - lembaga pengujian tersertifikasi, seperti USGS. Beberapa kampus juga menggunakan standard yang dibuat sendiri oleh kolaborasi akademisi yang juga telah diuji sebelumnya. 

Schematic of a continuous flow isotope-ratio mass spectrometer (CF-IRMS) (modified from Clark and Fritz, 1997).

Gasifikasi Batubara

Bicara batubara memang tidak ada habisnya. Sumber energi hitam ini merupakan sumber kehidupan di berbagai negara berkembang, terutama India, China dan Indonesia. Sebagian besar negara - negara maju, seperti Jepang dan Korea pun tetap masih menggunakan sumber energi ini baik untuk listrik maupun untuk menyokong kebutuhan industri mereka, terlebih industri pengolahan. Di Jepang, industri pengolahan dan pemurnian yang menjadi salah satu tulang punggung negara ini membutuhkan tiap tahunnya berjuta ton batubara kokas untuk mendukung pengolahan logam - logam tersebut. Hal yang sama dengan kebutuhan listrik penduduk Jepang yang juga bergantung dengan batubara setelah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) milik mereka diterjang oleh tsunami pada tahun 2011. Bencana alam tersebut telah mengakibatkan kebocoran reaktor nuklir aktif yang menjadi sumber penerangan hampir 50% negara tersebut. Dengan demikian, pengalaman tersebut mendorong Jepang untuk menggunakan kembali energi yang berasal dari batubara sembari pengalihan ke sumber energi alternatif lainnya. 

Variasi batubara yang beragam tidak semua dapat diterima dalam keadaan utuh di seluruh tempat. Spesifikasinya yang beragam mendorong pemanfaatan batubara dengan maksimal dari rank rendah hingga tertinggi sekalipun seefektif mungkin. Gasifikasi batubara merupakan salah satu upaya yang dilakukan berbagai pihak untuk mendorong terbentuknya pemanfaatan yang efektif dari batubara yang tidak efisien apabila ditambang secara konvensional. Proses gasifikasi artinya mengubah dan mengambil gas dari batubara baik dilakukan melalui konversi buatan dan langsung pada lapisan batubaranya (insitu).  Pada konversi buatan, gasifikasi membutuhkan temperatur tinggi agar proses terjadi sempurna dan tar lebih sedikit terbentuk. Sebaliknya, konversi langsung menggunakan pemboran pada seam batubaranya dan diinjeksikan oksigen (gas) dan uap agar terjadi proses perubahan ke dalam bentuk gas. 


Batubara yang umumnya digunakan dalam gasifikasi adalah batubara dengan reaktivitas tinggi, namun yang paling cocok adalah batubara jenis low rank yang mengandung banyak liptinite dan high moisture. Dalam prosesnya, akan dibutuhkan air untuk mendorong reaksi. Apabila menggunakan batubara bituminus atau batubara dengan inertinite melimpah akan membantu dalam pencegahan pembentukan kerak dan swelling yang berlebihan. Apabila kondisi sebaliknya terjadi, maka terak dapat diatasi dengan menggunakan pre-oxidizing process. Selurh batubara yang akan dikonversi harus disesuaikan distribusi dan batas ukuran partikelnya berdasarkan tipe gasifiernya. Batubara dengan ash yang tinggi kurang disuai karena ash akan mengisi ruang reaktor lebih banyak sehingga menurunkan efisiensi gasifier dan mempercepat pemanasan batubaranya yang dipicu oleh material inorganik yang memiliki spesific heat yang lebih rendah dan thermal conductivity yang lebih tinggi. 

Macam - macam tipe gasifier

Ada beberapa macam sistem gasifikasi batubara yang dapat digunakan, yaitu fluidized-bed gasification; fixe-bed gasification; entrained-flow gasification; molten-bath gasification dan underground coal gasification. Pemilihan metode gasifikasi didasarkan kepada beberapa alasan penting, seperti ketersediaan batubara, tipe, biaya, ukuran, temperatur, tekanana, heating value gas, tingkat produksi energi, tingkat kebersihan terhadap lingkungan dan lainnya. Produk akhir dari proses gasifikasi dapat berupa alkana dengan menggunakan Fischer-Tropsch reaktor dan hidrogen untuk Water Gas Shift Reaction. Reaksi umum pembentukan gas dari batubara adalah sebagai berikut:
Sebagai contoh fluidized-bed gasification yang umum digunakan hingga saat ini. Teknologi ini membutuhkan batubara yang telah disizing hingga 10-100 mesh, tidak memiliki zonasi dalam reaktornya seperti halnya fixed bed, reaksi kimia pencampuran partikel batubara dan gas terjadi dalam kondisi dispersi isotermal dan dalam bentuk seperti liquid, temperatur yang dibutuhkan sekitar 700 hingga 900 derajat Celcius. Partikel debu yang terbentuk akan dibawa sebagian besar oleh gas dan dikeluarkan melalui bagian atas, serta dipisahkan di dalam cyclone setelahnya. Lalu dengan undergound coal gasification juga dapat dilakukan dan umumnya telah dikembangkan di berbagai negara, sebagaimana yang dikembangkan oleh Nordic Oil and Gas. Pada prosesnya, dilakukan pemboran dua atau lebih lubang bor yang menembus lapisan batubara, lalu dilakukan pembakaran di dalam batubara dengan menginjeksi udara atau oksigen. Hasil dari gas yang tertekan di dalam lapisan batubara tersebut dipompa keluar melalui lapisan batuan impermeable melalui lubang bor lainnya. Proses ini tampaknya mudah, tetapi membutuhkan berbagai aturan penunjang lainnya, seperti impermeable seam di bagian atas lapisan batubara. 

Contoh gasifier fluidized-bed gasification (berbagai sumber)

Gasifikasi batubara dapat dikatakan salah satu upaya konversi yang menguntungkan karena efisiensi yang dihasilkan dari power plantnya akan membentuk gas yang realtif bersih seperti gas alam biasa (LNG), jumlah karbon dioksida yang terbentuk jauh lebih sedikit (<60%) dibandingkan PLTU biasa, gas bisa langsung digunakan untuk menggerakan turbin, pans yang dihasilkan selama proses gasifikasi buatan tersebut dapat digunakan untuk menggerakan turbin-generator uap. Akibatnya, mereka akan menghasilkan produk 50% lebih efisien bahkan lebih dibandingkan hanya dengan menggunakan batubara asli (raw materials). Metode ini dikenal sebagai combined cycle. Bagi lingkungan, selain gas karbon dioksid, partikulat emisi lainnya juga sangat kecil, seperti SOx, NOx, serta pada sulfur dapat dikonversi menjadi H2S yang dapat diolah dan dipakai industri.